digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Achmad Yazid Taufiqi
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER - Achmad Yazid Taufiqi.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Achmad Yazid Taufiqi.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Achmad Yazid Taufiqi.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Achmad Yazid Taufiqi.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Achmad Yazid Taufiqi.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Achmad Yazid Taufiqi.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI - Achmad Yazid Taufiqi.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Achmad Yazid Taufiqi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Achmad Yazid Taufiqi.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Tingginya angka peluncuran satelit mendorong pengembangan teknologi yang lebih ekonomis seperti wahana peluncur satelit yang reusable. Perusahaan seperti SpaceX dan Blue Origin telah mengembangkan wahana peluncur satelit yang tidak hanya sekali pakai. Sebagai contoh, Falcon 9, wahana peluncur yang dikembangkan oleh SpaceX, dapat melakukan pendaratan vertikal pada fase reentry sehingga dapat digunakan berulang kali. Indonesia melalui LAPAN ingin mengembangkan wahana peluncur satelit yang dapat digunakan kembali. Akan tetapi, keinginan Indonesia dalam mengembangkan hal ini terkendala karena adanya teknologi yang belum dikuasai. Oleh karena itu, sebagai langkah awal penguasaan teknologi wahana peluncur satelit yang reusable, topik dari tugas sarjana ini adalah mengembangkan model matematik yang dapat melakukan simulasi pendaratan roket Falcon 9 secara vertikal. Model simulasi ini akan dilengkapi dengan pemodelan berat dan keseimbangan, pemodelan lingkungan, pemodelan gaya dan momen aerodinamika serta propulsi. Model ini digunakan sebagai dasar dari desain kenali wahana berbasis thrust vectoring control yang dilakukan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa roket dapat menjalankan fase reentry hingga pendaratan secara stabil dengan adanya thrust vectoring control. Kesimpulan dari hasil yang didapatkan berasal dari simulasi linear serta simulasi non-linear yang dilakukan pada enam titik analisis yang telah dipilih yakni saat mulai reentry burn, selesai reentry burn, rezim kecepatan masih supersonik, rezim kecepatan mencapai transonik, mulai landing burn, serta selesai landing burn atau telah mendarat. Meskipun demikian, simulasi pendaratan yang dilakukan belum menunjukkan sikap tegak lurus yang diharapkan sehingga diperlukan desain sistem kendali dan panduan yang lebih baik.