Dampak pertumbuhan industri khususnya industri tekstil dalam proses
produksinya menghasilkan limbah dan merusak lingkungan sehingga berdampak
buruk pada lingkungan, hal tersebut disebabkan karena penggunaan bahan kimia
berbahaya yang terdapat pada pewarna sintetis.
Warna sintetis saat ini sudah marak digunakan, hal tersebut di karenakan zat
warna sintetis terlihat lebih unggul dalam hasilnya yang lebih pekat dan
bervariasasi, jika melihat peluang dan keunikan dari pewarna alam yang dapat
disuguhkan pada masyarakat tentunya akan sedikit mengurangi penggunaan zat
warna sintetis beserta dampaknya. Pewarna alami yang sebetulnya sangat mudah
didapatkan ini memerlukan suatu hal yang dapat menarik perhatian masyarakat
luas sehingga pewarna alami ini dapat diminati kembali, dengan adanya fenomena
dan isu tersebut dapat menjadi peluang dalam hal menyuguhkan tampilan baru
dalam proses dan hasil pewarnaan dengan menggunakan pewarna alami
khususnya pewarna Jelawe (Terminalia berllirica), Tegeran (Cudrania javanensis)
dan Tingi (Ceriops tagal) yang biasa digunakan oleh para pengrajin kain dengan
warna alami.
Proses disini salah satunya adalah proses dalam menghasilkan motif pada kain
tersebut dengan cara yang mudah sehingga tidak diperlukannya teknik tambahan
seperti teknik batik, tie dye, dan lainnya. Dengan mengolah proses pengaplikasian
fiksasi atau mordan untuk menghasilkan motif.
Metode yang digunakan adalah metode eksploratif untuk memperoleh hasil reaksi
zat fiksasi (asam, garam, basa atau logam) pada warna alami Jelawe (Terminalia
berllirica), Tegeran (Cudrania javanensis) dan Tingi (Ceriops tagal) yang
kemudian untuk dilanjutkan pada proses eksplorasi selanjutnya yaitu
menghasilkan motif dari hasil reaksi perubahan warna zat fiksatif tersebut.