digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dampak pertumbuhan industri khususnya industri tekstil dalam proses produksinya menghasilkan limbah dan merusak lingkungan sehingga berdampak buruk pada lingkungan, hal tersebut disebabkan karena penggunaan bahan kimia berbahaya yang terdapat pada pewarna sintetis. Warna sintetis saat ini sudah marak digunakan, hal tersebut di karenakan zat warna sintetis terlihat lebih unggul dalam hasilnya yang lebih pekat dan bervariasasi, jika melihat peluang dan keunikan dari pewarna alam yang dapat disuguhkan pada masyarakat tentunya akan sedikit mengurangi penggunaan zat warna sintetis beserta dampaknya. Pewarna alami yang sebetulnya sangat mudah didapatkan ini memerlukan suatu hal yang dapat menarik perhatian masyarakat luas sehingga pewarna alami ini dapat diminati kembali, dengan adanya fenomena dan isu tersebut dapat menjadi peluang dalam hal menyuguhkan tampilan baru dalam proses dan hasil pewarnaan dengan menggunakan pewarna alami khususnya pewarna Jelawe (Terminalia berllirica), Tegeran (Cudrania javanensis) dan Tingi (Ceriops tagal) yang biasa digunakan oleh para pengrajin kain dengan warna alami. Proses disini salah satunya adalah proses dalam menghasilkan motif pada kain tersebut dengan cara yang mudah sehingga tidak diperlukannya teknik tambahan seperti teknik batik, tie dye, dan lainnya. Dengan mengolah proses pengaplikasian fiksasi atau mordan untuk menghasilkan motif. Metode yang digunakan adalah metode eksploratif untuk memperoleh hasil reaksi zat fiksasi (asam, garam, basa atau logam) pada warna alami Jelawe (Terminalia berllirica), Tegeran (Cudrania javanensis) dan Tingi (Ceriops tagal) yang kemudian untuk dilanjutkan pada proses eksplorasi selanjutnya yaitu menghasilkan motif dari hasil reaksi perubahan warna zat fiksatif tersebut.