2022 SK PP Gina Maheswari Syailendra [19019031] - Full Text.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Wiwik Istiyarini
Dalam beberapa tahun terakhir, Non-Fungible Token (NFT), produk turunan dari teknologi
blockchain, telah mencuri berita utama di seluruh dunia dengan angka penjualan yang fantastis dan
diiringi dengan pembeli-pembeli dari selebriti terkemuka. NFT berdasar pada teknologi blockchain,
sebuah sistem pencatatan informasi yang membuat hampir tidak mungkin untuk mengubah, meretas,
atau menipu sistem tersebut. Melalui NFT, sekarang kita dapat memiliki kepemilikan atas aset digital
dan memungkinkan aset digital ada dalam kondisi yang langka/terbatas dalam bentuk gambar, video,
suara, dan teks. Selain itu, teknologi NFT juga memungkinkan memungkinkan pembuat atau kreator
untuk mendapatkan royalti berkelanjutan dan memastikan keaslian aset tersebut dengan mudah. Pada
saat yang sama, fashion, industri triliunan dolar yang telah melalui transformasi digital yang cepat
akibat Covid-19, mencari cara baru untuk relevan dengan generasi muda. Menghadapi tren aset
digital, para pelaku industri di seluruh dunia mencoba untuk bergerak dan mencari tahu bagaimana
mereka dapat memanfaatkan teknologi ini untuk mengembangkan produk mereka. Sebagai negara
terbesar di Asia Tenggara, Indonesia merupakan salah satu pasar paling potensial untuk fashion NFT.
Maka dari itu, tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui prospek minat konsumen terhadap
fashion NFT di Indonesia. Dua hipotesis yang diajukan adalah bahwa konsumen Indonesia berpotensi
tertarik pada produk fashion NFT dan memasangkan aset digital berupa NFT dengan produk nyata
akan meningkatkan keinginan pelanggan untuk membeli produk fashion NFT. Penelitian ini divalidasi
melalui studi kuantitatif kuesioner serta studi kualitatif dari wawancara dan studi kasus. Selain itu,
sumber sekunder ditambahkan untuk mendapatkan wawasan tentang topik tersebut. Bergantung pada
hasil yang dianalisis, wajar untuk menyimpulkan bahwa konsumen Indonesia tertarik untuk
mengeksplorasi produk fashion NFT. Grup yang paling mungkin menjadi pasar fashion NFT adalah
mereka yang memiliki pengetahuan sebelumnya tentang blockchain, cryptocurrency, atau NFT dan
didominasi oleh orang dewasa berusia dua puluhan. Beberapa faktor yang mendorong mereka untuk
membeli aset blockchain adalah uang dari perdagangan, jaminan keaslian, seni, status sosial yang
akan mereka dapatkan, dan ketakutan mereka akan ketinggalan. Di sisi lain, beberapa tantangan yang
menghalangi mereka untuk terjun ke aset digital adalah kurangnya regulasi pemerintah, aset berisiko
tinggi, kurangnya rekam jejak, ketakutan akan penipuan, dan kurangnya waktu untuk mempelajari
aset itu sendiri. Menjawab hipotesis kedua, kuesioner dan studi kasus dari RTFKT, Gucci, dan Dolce
& Gabbana dapat mencerminkan hasil positif dari pasangan aset digital berupa NFT dengan produk
berwujud. Pada akhirnya, penulis setuju bahwa ada tantangan besar yang muncul di tahap awal
teknologi ini, tetapi prospek penggunaan teknologi blockchain dan NFT di masa depan adalah positif.
Peneliti merekomendasikan perusahaan fashion untuk mengeksplorasi bagaimana teknologi
blockchain dan NFT dapat meningkatkan bisnis mereka dengan lebih baik. Ada minat yang cukup
besar di masyarakat, tetapi perusahaan harus terlebih dahulu mendidik pasar tentang cara kerja
teknologi (blockchain, cryptocurrency, dan NFT), membuat pelanggan memahami potensi, risiko &
manfaatnya, dan cara kerjanya untuk memaksimalkan potensi. Target pasar yang bagus untuk fashion
NFT adalah orang dewasa berusia dua puluhan yang lebih akrab dengan teknologi, lebih cenderung
mengambil risiko di pasar yang bergejolak, sebagian besar menghasilkan pendapatan sendiri, dan
mendambakan sesuatu yang baru.