digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perusahaan perbankan ramai mengeksekusi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebagai upaya ekspansi bisnis atau memenuhi persyaratan modal inti minimum. Di antaranya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) tercatat sebagai HMETD terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dengan diskon 2,5% dari harga pasar rata-rata, HMETD ini mengalami kelebihan permintaan sebesar 1,35%. Menurut penelitian sebelumnya, manajer keuangan telah lama menyadari bahwa diskon harga pelaksanaan (DISC) mempengaruhi performa dari HMETD Jika harga pelaksanaan ditetapkan di atas harga saham, pemegang saham yang rasional tidak akan tertarik membeli karena mereka lebih memilih saham yang lebih murah di pasar. Namun, dalam kasus BRI, keterlibatan dan kepedulian mereka terhadap pengembangan dan keberlanjutan masyarakat mungkin menjadi faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan HMETD. Argumen ini mungkin benar mengingat penelitian-penelitian terdahulu banyak menunjukkan bahwa investor semakin mempertimbangkan informasi non-keuangan, di mana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) merupakan komponen kuncinya. Berkaca pada hal ini, penulis tertarik untuk menguji efek moderasi keterlibatan perusahaan dalam CSR terhadap hubungan antara DISC dan performa HMETD, untuk mengetahui apakah peningkatan investasi di CSR meningkatkan peluang HMETD yang sukses. Penelitian ini mengambil pendekatan kuantitatif, pengumpulan data sekunder dengan purposive sampling. Total sampel sebanyak 52 HMETD yang dilakukan oleh bank di Indonesia dianalisis dengan SPSS menggunakan model regresi logistik biner moderasi. Temuan menunjukkan bahwa DISC secara signifikan mempengaruhi keberhasilan HMETD sementara umur perusahaan berpengaruh negatif. Selain itu, DISC dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return. Namun, Investasi CSR sebagai variabel moderasi tidak berpengaruh signifikan terhadap performa HMETD. Oleh karena itu, manajer keuangan direkomendasikan untuk menetapkan harga pelaksanaan di bawah harga pasar, terutama jika saham perusahaan memiliki sejarah fluktuasi yang besar.