Pengembangan wahana terbang nirawak menjadi salah satu fokus utama
dalam bidang penerbangan saat ini untuk berbagai misi. Salah satunya adalah
menggunakan High Altitude Long Endurance (HALE) UAV sebagai pengganti
satelit. Aliran udara berkecepatan rendah yang melewati airfoil telah secara
ekstensif dipelajari karena pentingnya dalam banyak aplikasi praktis pada bidang
penerbangan dan turbomachinery. Aliran ini biasanya bersifat subkritis
(campuran, transisi ke turbulen setelah pemisahan) atau kritis (didominasi
turbulen, hanya sebagian lapisan batas yang terbentuk pada permukaan airfoil
adalah laminar). Dalam aliran subkritis, fenomena Laminar Separation Bubbles
(LSB) biasanya dijumpai pada lapisan batas. Kombinasi ketidakstabilan aliran dan
fenomena transisi yang ada di lapisan batas membuat aliran jenis ini sulit
dimodelkan secara numerik. Untuk mensimulasikan karakteristik aliran ini dengan
tepat, dibutuhkan analisis model turbulen yang akan digunakan dalam CFD. Pada
studi kali ini dilakukan studi literatur untuk menentukan model turbulen yang tepat
pada kasus aliran di sekitar airfoil. Model turbulensi Transition Shear Stress
Trasnport (4eq) adalah model turbulensi yang dipilih berdasarkan akurasi prediksi
koefisien aerodinamika maupun fenomena fisik yang terjadi. Hasil dari simulasi
ini menunjukkan, airfoil laminar memiliki kemampuan yang baik untuk
menghambat terjadinya transisi dan membuat gaya hambat menjadi lebih kecil
sehingga dapat menghasilkan performa yang lebih baik. Semua studi numerik
dilakukan dalam software ANSYS Fluent 2021 R2.