Regresi Poisson merupakan model yang paling sering digunakan dalam
memodelkan frekuensi klaim. Distribusi Poisson memiliki asumsi dasar bahwa
variansi dan mean memiliki nilai yang sama (equidispersion). Pada kenyataannya
dalam industri asuransi, data count seringkali mengalami overdispersi karena
memiliki jumlah data nol yang berlebihan. Untuk mengatasi kasus data dengan
excess zeros dibutuhkan penggunaan model lain yang lebih sesuai, yaitu model
Zero-inflated Poisson. AIC dan BIC, serta uji Vuong digunakan untuk
membandingkan antara kedua model. Model ini diterapkan pada studi kasus
frekuensi klaim asuransi kendaraan bermotor. Dalam Tugas Akhir ini, frekuensi
klaim mengalami overdispersi karena banyak observasi yang bernilai nol; yang
berarti, ada banyak polis yang tidak mengajukan klaim. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa model regresi Zero-inflated Poisson lebih sesuai digunakan
pada data frekuensi klaim asuransi kendaraan bermotor dibandingkan dengan
regresi Poisson. Dalam Tugas Akhir ini juga, akan dikaji mengenai kemampuan
regresi Zero-inflated Poisson (ZIP) untuk melihat batas peluang nol dalam
mengatasi overdispersi pada data frekuensi klaim asuransi kendaraan bermotor.
Berdasarkan data yang disimulasikan diperoleh bahwa Regrezi ZIP berhenti
mengatasi overdispersi pada kondisi dengan peluang ???? = 0,7.