Harga tanah suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah lokasi tanah tersebut. Lokasi suatu persil tanah biasanya berhubungan dengan kedekatan persil tanah tersebut dengan fasilitas umum, dimana dalam penelitian ini akan berfokus pada kedekatan persil tanah dengan fasilitas niaga. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui fasilitas niaga mana yang paling mempengaruhi harga tanah di wilayah Bandung Timur. Metode yang digunakan adalah Geographically Weighted Regression (GWR). GWR adalah salah satu metode statistika yang digunakan untuk memodelkan data dengan mempertimbangkan aspek spasial. Setiap nilai parameter ditaksir pada setiap titik lokasi pengamatan, sehingga setiap titik memiliki nilai parameter yang berbeda-beda. Fungsi pembobot yang digunakan untuk model GWR ini adalah bi-square dengan tipe kernel fixed bandwith. Pada pengolahan data, variabel bebasnya adalah jarak titik sampel terhadap fasilitas niaga dan variabel terikat adalah harga tanah. Hasilnya adalah estimasi parameter berupa konstanta dan koefisien pembentuk harga tanah serta nilai errornya. Dilakukan pembentukan model prediksi harga tanah dari estimasi parameter dan diperoleh nilai RMSE sebesar Rp223.124/m2. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi koefisien regresi fasilitas niaga. Koefisien regresi bernilai negatif berpengaruh menaikkan harga tanah, sementara koefisien regresi positif berpengaruh menurunkan harga tanah. Fasilitas niaga yang berpengaruh paling besar menaikkan harga tanah secara berurutan adalah kantor bank, pusat perdagangan dan niaga kota, rumah toko/kantor, pusat pergudangan/terminal peti kemas/cargo, pertokoan, pusat perdagangan, dan pusat bisnis lainnya. Dilakukan juga analisis terhadap model harga tanah yang dibentuk serta wilayah dengan residu tinggi.