ABSTRAK Dita Nurkhusis
PUBLIC Latifa Noor PUSTAKA Dita Nurkhusis
PUBLIC Latifa Noor
COVER Dita Nurkhusis
EMBARGO  2025-03-06 
EMBARGO  2025-03-06 
BAB1 Dita Nurkhusis
EMBARGO  2025-03-06 
EMBARGO  2025-03-06 
BAB2 Dita Nurkhusis
EMBARGO  2025-03-06 
EMBARGO  2025-03-06 
BAB3 Dita Nurkhusis
EMBARGO  2025-03-06 
EMBARGO  2025-03-06 
BAB4 Dita Nurkhusis
EMBARGO  2025-03-06 
EMBARGO  2025-03-06 
BAB5 Dita Nurkhusis
EMBARGO  2025-03-06 
EMBARGO  2025-03-06 
Indonesia merupakan negara dengan hutan hujan tropis terluas ketiga di dunia setelah Brazil dan
Republik Demokratik Kongo dengan keanekaragaman flora dan faunanya yang tergolong lebih tinggi
dibandingkan Amerika Selatan dan Afrika, salah satunya yaitu Tanaman kayu Dipterocarpaceae.
Dipterocarpaceae merupakan salah satu tanaman kayu yang mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi,
sehingga berpotensi besar sebagai objek dalam kasus illegal logging yang banyak terjadi di Indonesia.
Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kasus illegal logging khususnya tanaman kayu
Dipterocarpaceae, diperlukan suatu metode yang dapat menentukan asal usul kayu, diantaranya yaitu
metode identifikasi secara morfologi, akan tetapi metode tersebut kurang akurat jika digunakan untuk
identifikasi kayu gelondongan atau kayu yang telah diproses. Oleh karena itu, diperlukan metode
alternatif yaitu metode Penanda genetik berbasis SNP (Single Nucleotide Polymorphism) yang dapat
membedakan Dipterocarpaceae hingga tingkat genus dan spesies. Tujuan dari penelitian ini adalah
menemukan kandidat penanda genetik berbasis SNP menggunakan gen trnL untuk identifikasi
Dipterocarpaceae endemik Indonesia di tingkat genus dan spesies. Pada penelitian berbasis
komputasi, urutan gen penanda trnL Dipterocarpaceae endemik Indonesia dikumpulkan dari basis
data publik NCBI, dikelompokkan berdasarkan genus dan spesies, dan dilakukan penyejajaran di
tingkat genus dan spesies menggunakan ClustalW pada perangkat lunak BioEdit. Pencarian SNP
dilakukan pada hasil penyejajaran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan 7 dari 8 genus yang
dianalisis mempunyai SNP diagnostik untuk identifikasi antar genus (Vatica tidak mempunyai SNP
diagnostik), sementara untuk identifikasi antar spesiesnya ditemukan SNP diagnostik pada 3 genus
(Dryobalanops, Hopea, dan Shorea). Terdapat 1 genus (Vatica) yang mempunyai SNP tapi tidak
bersifat diagnostik dan 4 genus yang tidak memiliki SNP, yaitu genus Anisoptera, Cotylelobium,
Dipterocarpus, dan Parashorea.