Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan. Dalam merumuskan dan melaksanakan
kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi makro, prakiraan inflasi
memegang peran kunci mengingat adanya jarak waktu antara kebijakan
moneter dan pengaruhnya terhadap inflasi. Metode statistika tradisional
seperti Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) merupakan
metode yang populer digunakan dalam melakukan peramalan dan analisis data
deret waktu. Namun, adanya keterbatasan seperti asumsi model yang bersifat
stasioner dan linear menjadi kendala metode ini untuk dapat meramalkan
masalah ekonomi yang umumnya bersifat nonlinear. Model jaringan saraf
tiruan (JST) diperkenalkan sebagai pendekatan baru untuk melakukan
peramalan. Dalam penelitian ini, akan dibangun model jaringan saraf tiruan
untuk memprediksi tingkat inflasi Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan
hasil simulasi, model JST dengan layer tunggal mampu memberikan hasil
prediksi inflasi Provinsi Sumatera Selatan yang lebih baik dibandingkan
dengan model ARIMA.