digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jonathan Adii
PUBLIC Resti Andriani

COVER JONATHAN ADII
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 JONATHAN ADII
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 JONATHAN ADII
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 JONATHAN ADII
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 JONATHAN ADII
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 JONATHAN ADII
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA JONATHAN ADII
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia memiliki tingkat seismisitas yang sangat tinggi karena terletak pada batas-batas lempeng dan juga sesar aktif. Daerah Maluku menjadi salah satu tempat yang sangat sering terjadi gempa karena terletak diantara 3 lempeng, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Australia, dan lempeng Laut Filipina. Lempeng Laut Maluku menjadi tempat tumbukan antara lempeng Laut Filipina dan lempeng Eurasia sehingga membentuk subduksi ganda yang mengarah ke busur sangihe di bagian barat dan busur Halmahera di bagian timur. Daerah ini sangat kompleks karena sangat banyak gempa dangkal yang pernah tercatat. Kajian kegempaan merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi tatanan tektonik pada suatu wilayah dengan mengklasifikasi tipe patahan dari tiap mekanisme fokus. Klasifikasi tipe patahan dari tiap jenis mekanisme fokus ini dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk memperkirakan potensial terjadinya bencana pada daerah di sekitar Laut Maluku. Ada empat pulau yang berada di sekitar Laut Maluku, yaitu Sulawesi Utara, Pulau Sangihe, Pulau Talaud, dan Pulau Halmahera. Data yang digunakan pada penelitian kali ini adalah data dari Global CMT dari tahun 1976-2021 dengan magnitude lebih besar dari 4 Mw dan kedalaman 0-624 km. Pengolahan data dilakukan dengan mengambil data dari Global CMT kemudian mengklasifikasi jenis mekanisme fokus dengan menggunakan parameter warna untuk masing-masing jenis mekanisme fokus setelah itu dilakukan plot mekanisme fokus untuk melihat distribusi persebaran jenis mekanisme fokus. Karakterisasi mekanisme jenis mekanisme fokus juga dilakukan untuk melakukan konfirmasi ulang dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Karakterisasi parameter mekanisme fokus dilakukan berdasarkan zonasi kedalaman untuk mengetahui batas-batas penting dari tatanan tektonik di sekitar wilayah Laut Maluku. Batas-batas penting yang dimaksud ini seperti batas zona lipatan kompleks yang dimulai pada kedalaman 10-25 km, zona awal terjadinya subduksi pada kedalaman 25 km, batas bawah dari Lempeng Laut Maluku pada kedalaman 100 km, zona benioff blok Halmahera pada kedalaman 200 km, dan zona benioff blok Sangihe yang berada pada kedalaman 624 km.