digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kegiatan membuat celup rintang dilakukan banyak negara di dunia. Sejarah asal-usul teknik ini diperkirakan berasal dari Asia dan berkembang ke wilayah India, dengan sebutan bhandani, kemudian bersambung ke wilayah Malaysia juga ke benua Afrika. Diperkirakan penyebaran kain ini juga melalui Jalur Sutera, dari Cina sampai ke daratan Persia. Teknik celup rintang mempunyai beberapa teknik pengerjaan, tetapi masih dalam prinsip yang sama, yaitu merintangi zat warna yang masuk ke beberapa bagian kain. Diantaranya adalah celup ikat atau tie dye, merintangi zat warna dengan mengikat kain menggunakan serat atau tali. Stitched Resist, merintangi zat warna dengan cara menjahit. Dan Wax Resist, merintangi zat warna menggunakan lilin, malam atau parafin. Teknik Pleats merupakan bagian kecil dari sejarah kostum pakaian, pada jaman mesir kuno pleats telah hadir dengan sebutan -Pleated Kalasiris-, yang dibuat dengan menggunakan kain linen. Mariano Fortuny membawa kembali teknik pleats kuno dan memperkenalkan karyanya the Delphos silk pleated gown yang terinspirasi dari patung Yunani yang terkenal: The Charioteer of Delphi. -Eksplorasi Teknik Celup Rintang dan Pleats Pada Produk Tekstil-, dilakukan untuk menggabungkan teknik tradisional dengan gaya desain pengaruh luar dalam tema Etnik Contemporer. Hasil dari keseluruhan proses eksplorasi diharapkan dapat menghasilkan produk yang dapat menciptakan bentuk baru dari perpaduan tradisional dan modern.