Pinjaman P2P (Peer-to-Peer) menjadi solusi pilihan bagi pengusaha mikro dan
kecil menengah (UMKM) dan personal yang tidak terlayani oleh Bank. Akumulasi
pinjaman dari platform pinjaman P2P yang terdaftar di Indonesia mencapai lebih
dari Rp194 triliun pada April 2021 (OJK, 2021). Seiring dengan peningkatan
akumulasi pinjaman, NPL pada platform pinjaman P2P juga meningkat. Penelitian
ini mengelaborasi faktor pada platform yang berhubungan dengan NPL pada
platform pinjaman P2P.
Data penelitian berasal dari 61 platform terdaftar OJK yang terdaftar di OJK pada
periode penelitian (Mei 2019 – April 2021). Seperti yang telah dieksplorasi
sebelumnya oleh peneliti lain, jumlah pinjakan dan kondisi pandemi digunakan
sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan analisis
data panel untuk meminimalkan bias pada analisa.
Pinjaman P2P menawarkan beberapa jenis pinjaman di platform. Penelitian ini
mengklasifikasikan jenis pinjaman yang ditawarkan di platform berdasarkan
tujuan pinjaman menjadi dua jenis: pinjaman konsumtif (pinjaman tunai, pinjaman
karyawan dan pinjaman produk/layanan), dan pinjaman produktif (pinjaman
UKM, pinjaman rantai pasok, pinjaman proyek, pinjaman berdasar tagihan, dan
pinjaman penjual online).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredit konsumtif, kredit pegawai secara
signifikan, berhubungan positif dengan NPL. Di sisi lain, pinjaman produktif
(secara signifikan pada pinjaman penjual online, kredit UKM dan pinjaman rantai
pasok) berhubungan negatif terhadap NPL. Penelitian ini juga mengeksplorasi
bahwa usia CEO secara konsisten berhubungan dengan NPL platform. Memiliki
lisensi tidak secara signifikan berhubungan dengan NPL di P2P lending Indonesia.
Platform yang menawarkan pinjaman produktif perlu dikembangkan oleh
pemangku kepentingan untuk meningkatkan akses UKM ke permodalan. Platform
yang menawarkan pinjaman konsumtif perlu meningkatkan kapasitas penilaian
kredit dan mengelola fitur pinjaman. Profil CEO menentukan kinerja platform,
terutama usia CEO. Platform yang memiliki CEO lebih tua berhubungan negatif
dengan NPL. Pengalaman pendidikan CEO di luar negeri digunakan sebagai
variabel instrumental usia untuk menangani masalah endogenitas. Semakin lama
seorang CEO memiliki pengalaman pendidikan di luar negeri, semakin besar
pengaruh usia CEO terhadap NPL platform.
iv
Pengaruh determinasi antara portofolio pinjaman yang ditawarkan dalam P2P
lending platform signifikan untuk diketahui oleh para pemangku kepentingan.
Regulator juga perlu menjaga industri untuk mengisi gap akses permodalan,
namun sekaligus tidak menjadi rentenir digital, sebagai payday loan, dan merusak
citra industri itu sendiri. Temuan dari penelitian ini akan bermanfaat bagi
regulator sebagai bahan pertimbangan dalam membuat regulasi yang
mengembangkan industri P2P lending ke depan. Temuan ini juga bermanfaat bagi
pemilik platform untuk pengambilan keputusan dan perencanaan strategi. Bagi
peneliti selanjutnya, penelitian ini akan memberikan gambaran tentang kondisi
industri P2P lending Indonesia pada masa penelitian dan menemukan arah apa
yang haru