digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2006 TS PP HARYONO 1.pdf


Abstrak :Pengolahan air limbah secara biologi dengan memanfaatkan peranan mikroorganisme selalu menghasilkan lumpur aktif sisa yang relatif berlimpah. Oleh karena itu manajemen penanganan lumpur aktif pada unit pengolahan air limbah merupakan tahap kegiatan yang mengambil porsi pembiayaan yang relatif besar. Mikroorganisme dalam bentuk bioagregat adalah merupakan penyusun utama lumpur aktif, memiliki sifat umum yaitu dalam kemampuannya memproduksi SPE (Senyawa Polimer Ekstraselluler). Komponen utama dari SPE adalah polisakarida (SPEs) dan protein (SPEp). Pada lumpur aktif terdapat SPE sekitar lebih dari 80%. Pengambilan SPE dari bioagregat dapat dilakukan dengan banyak metode ekstraksi. Jenis metode ekstraksi yang dipilih akan sangat menentukan jumlah dan komposisi SPE yang diperoleh.SPE memiliki peranan yang luas dalam banyak kegiatan praktis, seperti di bidang medis, industri makanan, farmasi, pengeboran minyak bumi dan pengolahan air. Khusus dalam kegiatan pengolahan air dan air limbah, SPE banyak dimanfaatkan sebagai bahan penjerap (adsorben) polutan logam berat.Pada penelitian ini telah dipelajari karakteristik enam metode ekstraksi, yaitu: Sentrifugasi Kecepatan Sedang, Sentrifugasi Reguler, Ekstraksi dengan NaOH, Ekstraksi dengan EDTA, Ekstraksi dengan Pemanasan dan Sonikasi, dalam mengekstraksi SPE yang dihasilkan oleh mikroorganisme lumpur aktif. Lumpur aktif yang digunakan adalah lumpur sisa dari pengolahan air limbah industri tekstil. Metode ekstraksi yang terbaik diukur berdasarkan tingkat perolehan SPE (mg SPE/g TSS) melalui pengukuran kandungan polisakarida dan proteinnya. Larutan SPE yang diperoleh, kemudian diuji kinerjanya sebagai adsorben logam berat tembaga dengan penentuan kecocokan persamaan adsorpsi isoterm dan kapasitas adsorpsi maksimal rata-ratanya. Adsorpsi dilakukan terhadap larutan logam Cu sebanyak 175 ml dengan variasi konsentrasi 10, 20, 50, 80 dan 100 mg/1 di dalam 280 ml larutan SPE yang mengandung 37,5 mg SPEs.Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ekstraksi terbaik pada pengambilan SPE dari mikroorganisme dalam lumpur aktif adalah metode Ekstraksi dengan NaOH, dengan perolehan polisakarida sebesar 18,09 mg /g TSS. Sedangkan Ekstraksi dengan Pemanasan merupakan metode ekstraksi yang paling tidak efektii Metode ini memberikan perolehan polisakarida paling sedikit, yaitu sekitar 4,96 mg/g TSS. Pada penelitian ini tidak dijumpai adanya protein di dalam larutan SPE dari semua metode ekstraksi yang diterapkan.Pada uji adsorpsi, peristiwa adsorpsi logam Cu dengan larutan SPE lebih mengikuti persamaan adsorpsi isoterm Freundlich dengan harga konstanta k dan n masing-masing sebesar 2,282 dan 0,963. Harga R2 pada pengaluran data konsentrasi Cu residu dan kapasitas adsorpsi pada kondisi kesetimbangan ke dalam persamaan isoterm Freundlich terlineasisasi adalah sebesar 0,905. Kapasitas adsorpsi maksimum rata-rata SPE terhadap logam Cu adalah sebesar 88,34 mg Cu untuk setiap gram SPE.