COVER Utari Permata Rizqi
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Utari Permata Rizqi
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Utari Permata Rizqi
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Utari Permata Rizqi
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Utari Permata Rizqi
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Utari Permata Rizqi
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Kadar glukosa darah merupakan parameter kritis pada penderita diabetes melitus tipe 2 (T2DM)
yang harus dikontrol dengan baik agar T2DM tidak berkembang menjadi suatu komplikasi.
Beberapa obat antidiabetes konvensional bekerja dengan cara menginhibisi enzim secara langsung
seperti inhibitor -glukosidase, -amilase, dan dipeptidil peptidase-4 (DPP-IV). Obat-obat tersebut
telah menjadi standar untuk mengontrol kadar glukosa darah. Namun, obat konvensional yang
telah ada masih memiliki efek samping yang tidak diinginkan, sehingga studi ini bertujuan untuk
mengkaji potensi alkaloid sebagai antidiabetes terutama melalui inhibisi enzim -glukosidase, -
amilase, dan DPP-IV. Alkaloid merupakan senyawa yang berasal dari alam yang memiliki cincin
heterosiklik dengan ciri khas berupa adanya atom nitrogen pada cincin heterosiklik atau rantai
sampingnya, yang dapat berasal dari tumbuhan. Dalam kajian pustaka ini dilakukan investigasi
terhadap 103 senyawa alkaloid dari 18 suku tumbuhan yang memiliki aktivitas antidiabetes
berdasarkan penelitian in vitro, in vivo, ataupun in silico. Penelusuran pustaka dilakukan dengan
menggunakan mesin pencari PubMed, Google Scholar, dan Science Direct. Alkaloid heterosiklik
(alkaloid indole, isoquinoline, aristolactam, acridone, azafluorenone, piperidine, pyrrolidine,
cyclopeptide, terpenoid, quinazolinone, dan polyhydroxylated) dan alkaloid non-heterosiklik
menunjukkan potensinya sebagai agen antidiabetes. Dari kajian pustaka ini dapat disimpulkan
bahwa alkaloid dari tumbuhan berpotensi untuk dikembangkan menjadi agen antidiabetes
terutama melalui inhibisi enzim -glukosidase dan -amilase.