digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ben Christian Nathanael
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Ben Christian Nathanael
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Ben Christian Nathanael
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Ben Christian Nathanael
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Ben Christian Nathanael
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Ben Christian Nathanael
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Ben Christian Nathanael
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Ben Christian Nathanael
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Ben Christian Nathanael
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Arindo Cipta Perkasa (ACP) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur produk stainless steel. Produk utama PT ACP adalah kompor. Namun, PT ACP juga melayani produk lain seperti trolley, meja, dan produk custom peralatan dapur stainless steel. Pada saat ini, PT ACP memiliki sistem produksi make to order. PT ACP memiliki permasalahan pada salah dua tahapan produksinya, yaitu pada proses welding dan assembly. Tahap ini memiliki waktu proses jauh lebih besar daripada proses lain yang terkadang menyebabkan demand pelanggan telat terpenuhi. Hal ini disebabkan salah satunya karena produk dirakit pada satu stasiun kerja dari awal hingga akhir. Selain itu, PT ACP juga menginginkan lintasan perakitan karena ada keinginan perusahaan untuk merubah sistem produksi menjadi make to stock. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk merancang lintasan perakitan dengan penugasan setiap elemen kerja ke dalam beberapa stasiun kerja, yang dapat memenuhi demand pelanggan, dengan metode line balancing. Model matematis SALBP-1 dan model heuristk SALBP-2 digunakan sebagai acuan dalam penyelesaian permasalahan lintasan perakitan PT ACP. Model SALBP-1 meminimasi jumlah stasiun kerja dan model SALBP-2 meminimasi nilai cycle time. Kedua model ini digunakan untuk melakukan line balancing multi produk. Output dari penggunaan kedua model ini adalah hasil lintasan perakitan yang berisi elemen kerja dari beberapa produk. Penelitian ini menggunakan produk 4 Burner Oven dan Deep Fryer, yang merupakan produk standar PT ACP, sebagai acuan lintasan perakitan. Proses komputasi untuk model SALBP-1 dilakukan dengan software LINGO. Lintasan perakitan yang dihasilkan menunjukkan kebutuhan perusahaan untuk menambah stasiun kerja menjadi 16 stasiun kerja.