Serasah pinus telah dimanfaatkan sebagai biopelet, herbisida pada gulma di
lahan pertanian, dan bahan antimikroba maupun insektisida. Kandungan selulosa,
hemiselulosa, dan lignin pada asap cair hasil pirolisis serasah pinus dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pengawet kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pengawetan menggunakan asap cair dengan metode rendaman dingin pada kayu karet
yang diumpankan pada rayap kayu kering. Penelitian dilakukan pada kayu karet
dengan cara merendam kayu karet dengan asap cair hasil pirolisis serasah pinus.
Pengujian dilakukan pada sampel kayu karet berukuran 2,5 cm x 3 cm x 5 cm. Sebelum
dilakukan pengumpanan, kayu karet direndam dalam asap cair destilasi dan non
destilasi dengan tingkat pengenceran 0%, 25%, dan 50% selama 48 jam. Setelah
perendaman, sampel dikeringkan dalam oven dengan suhu 60oC selama 24 jam.
Pengumpanan rayap menggunakan pipa pvc dengan diameter 1 inci dan tinggi 5 cm
menggunakan lilin malam (SNI 01-7207-2014). Setiap sampel pengujian dimasukkan
50 ekor rayap kayu kering kemudian ditutup dengan kapas. Sampel disimpan dalam
ruang gelap selama 3 bulan (12 minggu). Hasil pengamatan menyatakan bahwa
kematian rayap kayu kering lebih banyak terjadi pada sampel dengan rendaman asap
cair yang dilakukan destilasi. Hal ini menunjukkan terdapat indikasi bahwa asap cair
yang didestilasi memiliki kandungan racun yang lebih tinggi dibandingkan nondestilasi.