digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TA PP DIKA NUR HASANAH 1-COVER.pdf


2007 TA PP nur hasanah 1-BAB 1.pdf

2007 TA PP nur hasanah 1-BAB 2.pdf

2007 TA PP nur hasanah 1-BAB 3.pdf

2007 TA PP nur hasanah 1-BAB 4.pdf

2007 TA PP nur hasanah 1-PUSTAKA.pdf

ABSTRAK: Bandung sedang berkembang sebagi kota wisata. Banyak hal yang menjadi daya tarik Bandung, salah satunya sejarahnya yang menarik. Sejarah tersebut tersirat dalam bangunan-bangunan tua yang berada di seluruh penjuru Bandung. bangunan yang dimaksud adalah bangunan-bangunan peninggalan masa kolonial. Pemerintah Hindia Belanda mengembangkan kota Bandung dengan merancangnya sedemikian rupa, mendirikan berbagai bangunan yang beberapa darinya masih dapat dilihat pada masa sekarang. Namun seiring dengan perkembangan jaman bangunan-bangunan bersejarah tersebut semakin sedikit, dihancurkan, dirombak, dan digantikan dengan bangunan baru. Banyak pula dari bangunan bersejarah itu dibiarkan begitu saja, tidak terawat dan melapuk dimakan waktu. Padahal bangunan-bangunan bersejarah tersebut adalah koleksi arsitektur klasik jaman kolonial yang berharga. Kurangnya pengetahuan tentang sejarah Bandung menjadi alasan untuk mengabaikan warisan ini. Lonceng angin berasal dari istilah bahasa inggris windchimes, yang berarti kepingan-kepingan gelas, logam, atau kayu yang berbunyi karena ditiup angin. Namun dalam pengembangannya material yang dipergunakan bisa bermacam-macam, salah satunya menggunakan keramik. Lonceng angin dari keramik ini menjadi istimewa karena buakn saja dapt dinikmati dari segi rupa, namun juga dapat dinikmati dari suaranya Dengan memadukan bentuk rupa bangunan bersejarah dan lonceng angin menghasilkan sebuah cenderamata khas yang menarik yang juga berfungsi sebagai media untuk mengenalkan Bandung pada masyarakat luas, sehingga pendatang tidak hanya sekedar datang, tapi mengenal betapa indahnya Bandung.