digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2008 TA PP WARTA ELIA RATAULAM 1-COVER
Terbatas  SYSTEM
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP WARTA ELIA RATAULAM 1-BAB 1
Terbatas  SYSTEM
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP WARTA ELIA RATAULAM 1-BAB 2
Terbatas  SYSTEM
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP WARTA ELIA RATAULAM 1-BAB 3
Terbatas  SYSTEM
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP WARTA ELIA RATAULAM 1-BAB 4
Terbatas  SYSTEM
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP WARTA ELIA RATAULAM 1-BAB 5
Terbatas  SYSTEM
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP WARTA ELIA RATAULAM 1- PUSTAKA
Terbatas  SYSTEM
» Gedung UPT Perpustakaan

Barium ferit memiliki sifat magnet yang cukup baik dan banyak digunakan untuk pembuatan magnet permanen. Sifat magnet yang baik ini disebabkan karena barium ferit memiliki remanensi dan koersifitas yang cukup baik. Untuk memiliki sifat magnet yang baik ini serbuk barium ferit yang dihasilkan dari proses sintesisnya harus memiliki ukuran dalam skala nano, fasa yang tunggal, dan juga distribusi ukuran butir yang kecil. Berbagai penelitian telah dilakukan oleh para ahli untuk meningkatkan sifat magnet dari barium ferit tersebut. Salah satu cara yang dikembangkan untuk mendapatkan ukuran dan distribusi ukuran butir yang kecil serta fasa pembentuk yang tunggal dari serbuk adalah dengan metode solgel auto combustion. Metode ini melakukan reaksi dari garam logam sebagai bahan pembentuk barium ferit dan bahan bakar organik. Pada percobaan ini akan dilakukan pembuatan serbuk barium ferit. Adapun bahan baku yang digunakan adalah Fe(NO3)3.9H2O, Ba(NO3)2, dan bahan bakar asam sitrat yang dilarutkan dalam aqua bidestilat, dan larutan H2O2 sebagai oksidan. Metode yang digunakan adalah metode solgel auto combustion. Rasio Fe : Ba yang digunakan adalah 7 dan 12. Rasio kation : asam sitrat adalah 1: 2. Untuk rasio Fe/Ba = 7 dibuat 4 sampel dimana jumlah oksidan yang ditambahkan berbeda-beda. Hal ini dilakukan untuk mengamati pengaruh penambahan oksidan terhadap serbuk barium ferit yang dihasilkan. Pada rasio Fe/Ba = 12, dibuat 2 sampel, satu dengan oksidan, sedangkan yang lain tanpa oksidan. pH yang digunakan adalah 7 untuk semua sampel. Serbuk hasil kalsinasi dikarakterisasi dengan XRD, SEM, dan Permagraph magnetometer. Dari percobaan didapatkan bahwa penambahan oksidan H2O2 mempengaruhi koersifitas dari serbuk barium ferit. Sifat magnet yang dicapai tidak maksimum dikarenakan kemunculan fasa lain pada sampel serbuk barium ferit yaitu fasa BaFe2O4 dan hematite.