Minyak mineral telah lama digunakan sebagai cairan isolasi pada
transformator tetapi terdapat permasalahan dimana persediaan minyak yang berasal
dari sumber tidak dapat diperbarui. Sementara itu suatu metode telah dikembangkan
untuk memproduksi minyak isolasi hidrokarbon dari gas alam (metana) yang lebih
murni yang biasa disebut minyak gas to liquid (GTL) sebagai alternatif minyak
mineral. Saat ini minyak berbahan dasar ester alami mulai banyak menjadi pilihan
karena sifatnya yang tidak beracun dan dapat terurai secara hayati. Kemudian
penelitian ini akan mempelajari perilaku penuaan dari minyak mineral (Nynas Nitro
Libra), Gas-to-Liquid (Shell Diala ZX4-I) dan minyak ester alami (FR3 Cargill
Fluid) pada isolasi minyak-kertas. Botol kaca tertutup berisi kertas kraft (TUK),
kertas kraft (KP), papan pressboard (PB), dan ketiga minyak dilakukan penuaan
termal dipercepat pada suhu 150 ? dalam waktu 1344 jam. Sebelum mempercepat
proses thermal aging, dilakukan proses pre-treatment untuk mengurangi kadar air
pada kertas dan minyak. Pengamatan dilakukan dengan interval 336 jam selama
aging. Perilaku penuaan minyak diamati melalui pengujian kadar air minyak, total
bilangan asam, tegangan tembus, skala warna. dan interfacial tension. Kemudian
dilihat juga flash point, dan perubahan struktur kimia kertas diamati melalui Fourier
Transform Infrared (FTIR) minyak. DGA juga dilakukan untuk melihat fault gas
selama penuaan. Ditemukan bahwa minyak natural ester mempunyai peformansi
elektrikal yang lebih baik dibanding minyak mineral dan GTL. Seiring penuaan
terjadi kenaikan kadar air dan asam pada minyak mineral dan GTL. Sementara pada
minyak ester karena sifat polarnya mempunyai trend yang berbeda baik kadar air
maupun asam dibanding minyak berbahan hidrokarbon. Terlihat adanya hubungan
antara kadar air, asam, dan tegangan tembus pada ketiga minyak. Skala warna
menunjukan adanya perubahan seiring penuaan ketiga minyak, begitu juga
interfacial tension. Sementara itu flash point menunjukan keunggulan minyak
natural ester dan GTL mempunyai nilai yang lebih besar dibanding minyak mineral.
FTIR menujukan terjadinya transesterifikasi pada minyak natural ester pada IR
1700 cm-1, sementara minyak mineral dan GTL tidak ditemukan hal demikian.
Analisa DGA didapatkan pada minyak mineral dan GTL gas H2 dan CH4
merupakan fault gas dan pada minyak ester alami C2H6 merupakan fault gas.