Keseimbangan Penyediaan dan Permintaan Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah sangat penting bagi ketahanan energi di suatu negara. Harga BBM, khususnya bensin (gasoline) ditentukan Pemerintah berdasarkan rumus tertentu yang diumumkan secara triwulanan yang dapat berdampak terhadap adanya distorsi dalam sistem keseimbangan penyediaan – permintaan karena adanya perbedaan harga dengan yang seharusnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu model ketidakseimbangan untuk mendapatkan mekanisme pembentukan harga keseimbangan dan mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi penyediaan dan permintaan BBM, khususnya bensin RON 88, RON 90, RON 92.
Metodologi yang digunakan adalah dengan menggunakan parameter hasil model keseimbangan untuk input model ketidakseimbangan dan hasil kuantitatif dari model keseimbangan digunakan sebagai dasar peramalan ke depan menggunakan Autoregresive Intergrated Mooving Average (ARIMA). Hasil model ketidakseimbangan dioptimasi dengan menggunakan algoritma Bern-Hall-Hall- Hausman (BHHH) yang bersifat iteratif.
Dalam penelitian ini disusun 3 (tiga) skenario, yaitu optimis, bisnis as usual (BAU), dan pesimis. Pemilihan skenario dan strategi implementasi menggunakan metoda jajak minat dan terpilih skenario optimis. Analisis implementasi menggunakan metoda Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang dapat digunakan sebagai dasar rekomendasi kebijakan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan model ketidakseimbangan dapat digunakan untuk memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi penyediaan dan permintaan BBM untuk menstabilkan permintaan BBM khususnya bensin di masa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyediaan dan permintaan BBM tersebut adalah: harga, Gross domestic product (GDP), biaya kilang (ongkos produksi).