digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Helmy Rizqullah
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Helmy Rizqullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Helmy Rizqullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Helmy Rizqullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Helmy Rizqullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Helmy Rizqullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Helmy Rizqullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Logam aluminium diproduksi dari sumber primer bijih bauksit. Alumina yang terkandung dalam bijih bauksit diekstraksi melalui proses Bayer untuk selanjutnya direduksi menjadi aluminium melalui proses Hall-Heroult. Pada proses Bayer dihasilkan produk samping berupa residu bauksit (red mud). Setiap satu ton aluminium yang diproduksi dari bijih bauksit menghasilkan 2?5 ton residu bauksit. Residu bauksit memiliki dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan vegetasi sekitar. Jumlah yang banyak serta dampak negatif yang ditimbulkan dari residu bauksit menjadi tantangan yang perlu dicari solusinya. Residu bauksit memiliki kandungan besi oksida yang cukup tinggi yakni berkisar, 30?60%, dan berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan logam besi. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memperoleh logam besi dari residu bauksit. Salah satu teknologi yang sedang diteliti adalah peleburan plasma. Peleburan plasma menggunakan energi listrik dan energi yang dihasilkan dari proses ionisasi gas untuk memenuhi kebutuhan energi proses reduksi. Serangkaian percobaan dengan tanur plasma untuk melebur residu bauksit dilakukan dengan memvariasikan jumlah bahan imbuh CaCO3 yang ditambahkan dan penggunaan gas nitrogen dan karbon monoksida sebagai sumber plasma. Variasi penambahan CaCO3 dilakukan untuk mengatur perbandingan CaO/SiO2 pada nilai 0,94, 1,42, dan 1,92. Hasil peleburan dipisahkan logam dan teraknya. Logam yang didapat dilakukan analisis menggunakan SEM-EDS dan spektrometer dilakukan untuk mengetahui komposisi dari logam yang terbentuk. Terak dilakukan analisis ICP-OES serta XRD untuk mengetahui komposisi serta mineral yang terbentuk. Logam yang terbentuk mengandung didominasi oleh unsur Fe, selain itu terdapat unsur C, Si dan Ti yang ikut masuk kedalam logam. Pada penggunaan gas karbon monoksida unsur Si yang ikut tereduksi ke dalam logam mengalami peningkatan. Terak yang dihasilkan memiliki bentuk mineral tridymite, melilite, C2S, C3S, katoite, gehlenite, melilite, dan mullite. Pada peleburan tanpa bahan imbuh didapatkan mineral fayalit dalam terak. Perolehan logam mengalami penurunan dengan penambahan bahan imbuh, namun kadar besi dalam logam meningkat.