P particle merupakan struktur nanopartikel penyusun kapsid VP1 Norovirus yang mampu
menginduksi terbentuknya sistem imun adaptif mukosa dan sistem imun sistemik ketika
diaplikasikan melalui jalur intranasal dan juga merupakan kandidat potensial untuk pengembangan
dual vaccine. Produksi P particle dengan sistem inang E. coli memberikan keuntungan berupa
yield tinggi dengan media tumbuh yang sederhana dan ekonomis. Namun kendala utama dari
sistem produksi ini adalah terbentuknya protein rekombinan dalam kondisi tidak terlarut. Salah
satu sistem ekspresi yang terbukti sukses mengatasi masalah ini adalah Chaperone-substrate colocalized
expression (CLEX). Digunakan sekuen chaperone DnaJ yang disusun secara bi-sistronic
dengan sekuen protein rekombinan, sehingga DnaJ segera dapat berinteraksi dengan protein target.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi vektor plasmid yang mengandung sistem CLEX/P
domain dan menganalisis efek penerapan sistem CLEX terhadap peningkatan produksi P domain
terlarut, serta menganalisis kondisi optimal yang dapat mendukung produksi P domain terlarut
menggunakan sistem CLEX. Dalam proses konstruksi plasmid, sekuen P domain berada pada
sistron pertama dan sekuen DnaJ pada sistron kedua. Hal ini berdasarkan perhitungan
menggunakan RBS calculator yang menunjukan bahwa laju inisiasi translasi P domain lebih
rendah dari DnaJ. Selanjutnya, densitas pita ukuran ~36 kDa (P domain) hasil SDS-PAGE, diukur
secara semikuantitatif menggunakan ImageJ dan dibandingkan antara koloni transforman yang
mengandung CLEX/P domain dengan koloni yang mengandung sekuen P domain saja. Diperoleh
hasil bahwa sistem CLEX mampu meningkatkan produksi P domain terlarut sebesar 2.7 kali (dari
17.8% menjadi 48.3%). Selain itu, koloni transforman yang mengandung CLEX juga terbukti
dapat tumbuh dengan stabil pada suhu 37oC tanpa terjadi penurunan produksi P domain terlarut
jika dibandingkan dengan koloni yang tumbuh di suhu lebih rendah (6oC, dan 25oC). Tahapan
akhir penelitian menggunakan kolom Ni-NTA juga mengindikasikan bahwa P domain terlarut
berhasil dipurifikasi. Sehingga kesimpulan dari penelitian ini adalah konstruksi vektor plasmid
CLEX/P domain berhasil, sistem CLEX terbukti meningkatkan produksi P domain terlarut pada
sel inang E. coli, dan over ekspresi DnaJ pada sistem CLEX membantu meningkatkan toleransi E.
coli pada suhu tinggi, sehingga kultur transforman tetap stabil tumbuh di suhu 37oC tanpa
mengurangi produksi P domain terlarut.