digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ni Wayan Erly Sintya Dewi
PUBLIC Alice Diniarti

P particle merupakan struktur nanopartikel penyusun kapsid VP1 Norovirus yang mampu menginduksi terbentuknya sistem imun adaptif mukosa dan sistem imun sistemik ketika diaplikasikan melalui jalur intranasal dan juga merupakan kandidat potensial untuk pengembangan dual vaccine. Produksi P particle dengan sistem inang E. coli memberikan keuntungan berupa yield tinggi dengan media tumbuh yang sederhana dan ekonomis. Namun kendala utama dari sistem produksi ini adalah terbentuknya protein rekombinan dalam kondisi tidak terlarut. Salah satu sistem ekspresi yang terbukti sukses mengatasi masalah ini adalah Chaperone-substrate colocalized expression (CLEX). Digunakan sekuen chaperone DnaJ yang disusun secara bi-sistronic dengan sekuen protein rekombinan, sehingga DnaJ segera dapat berinteraksi dengan protein target. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi vektor plasmid yang mengandung sistem CLEX/P domain dan menganalisis efek penerapan sistem CLEX terhadap peningkatan produksi P domain terlarut, serta menganalisis kondisi optimal yang dapat mendukung produksi P domain terlarut menggunakan sistem CLEX. Dalam proses konstruksi plasmid, sekuen P domain berada pada sistron pertama dan sekuen DnaJ pada sistron kedua. Hal ini berdasarkan perhitungan menggunakan RBS calculator yang menunjukan bahwa laju inisiasi translasi P domain lebih rendah dari DnaJ. Selanjutnya, densitas pita ukuran ~36 kDa (P domain) hasil SDS-PAGE, diukur secara semikuantitatif menggunakan ImageJ dan dibandingkan antara koloni transforman yang mengandung CLEX/P domain dengan koloni yang mengandung sekuen P domain saja. Diperoleh hasil bahwa sistem CLEX mampu meningkatkan produksi P domain terlarut sebesar 2.7 kali (dari 17.8% menjadi 48.3%). Selain itu, koloni transforman yang mengandung CLEX juga terbukti dapat tumbuh dengan stabil pada suhu 37oC tanpa terjadi penurunan produksi P domain terlarut jika dibandingkan dengan koloni yang tumbuh di suhu lebih rendah (6oC, dan 25oC). Tahapan akhir penelitian menggunakan kolom Ni-NTA juga mengindikasikan bahwa P domain terlarut berhasil dipurifikasi. Sehingga kesimpulan dari penelitian ini adalah konstruksi vektor plasmid CLEX/P domain berhasil, sistem CLEX terbukti meningkatkan produksi P domain terlarut pada sel inang E. coli, dan over ekspresi DnaJ pada sistem CLEX membantu meningkatkan toleransi E. coli pada suhu tinggi, sehingga kultur transforman tetap stabil tumbuh di suhu 37oC tanpa mengurangi produksi P domain terlarut.