digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Latar Belakang: Manfaat berolahraga dapat diperoleh jika dilakukan dengan prosedur yang benar dan menghindari risiko yang ada. Polusi udara menjadi salah satu risiko dalam berolahraga. Polusi udara di area industri seperti Kabupaten Karawang, Jawa Barat lebih buruk dan perlu menjadi perhatian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek berolahraga di lingkungan berpolusi udara khususnya partikel halus dengan diameter kurang dari 2.5 ?m (PM2.5) terhadap daya tahan aerobik, variabilitas denyut jantung, dan respons tekanan darah. Metode: Penelitian ini menggunakan cross-over desain dua periode. Lokasi penelitian terdiri dari dua situs di Kabupaten Karawang, Jawa Barat yaitu Stadion Singaperbangsa dengan PM2.5 tinggi dan Danau Cinta dengan PM2.5 rendah. Subjek penelitian adalah 22 mahasiswa program sarjana berstatus sehat. Setiap periode penelitian, subjek melakukan latihan lari 15 menit dengan intensitas submaksimal (80-85% HRMax) selama 5 hari berturut-turut. Daya tahan aerobik berdasarkan konsumsi oksigen maksimal (VO2max) diukur sebelum dan sesudah setiap periode. Variabilitas denyut jantung diambil saat istirahat 10 menit setelah latihan. Pengukuran respons tekanan darah dilakukan segera setelah latihan. Hasil: Kedua titik penelitian memiliki iklim yang sama tetapi konsentrasi PM2.5 berbeda secara signifikan. Berolahraga secara rutin di lokasi dengan konsentrasi PM2.5 rendah memiliki peningkatan VO2max yang lebih tinggi dan berbeda secara signifikan dengan berolahraga di lokasi dengan PM2.5 tinggi. Semua variabel variabilitas denyut jantung signifikan lebih rendah ketika berada di kondisi PM2.5 tinggi. Respons tekanan darah sistolik dan diastolik lebih tinggi secara signifikan ketika berolahraga di kondisi PM2.5 tinggi. Kesimpulan: Berolahraga secara rutin di lingkungan dengan konsentrasi PM2.5 tinggi akan menghambat peningkatan VO2max. Variabilitas denyut jantung akan lebih rendah ketika berolahraga di kondisi PM2.5 tinggi. Tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat saat berolahraga dengan intesitas submaksimal, tetapi berolahraga di kondisi PM2.5 tinggi memberikan dampak peningkatan tekanan darah yang signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi PM2.5 rendah.