PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK VIDEO 360° BERBASIS
VR DAN NON-VR TERHADAP PERSEPSI TINGKAT
KETAKUTAN PEMINAT FILM HOROR SAAT MENONTON
TRAILER FILM HOROR
(STUDI KASUS: TRAILER FILM THE NUN)
Oleh
Trimalda Nur Fitriati
NIM: 27117043
(Program Studi Magister Desain)
Sebanyak 35% penonton Indonesia menyukai genre film horor, karena memberikan
efek ketakutan yang menjadi daya tarik bagi penonton. Salah satu aspek yang
menyebabkan penonton merasa takut tapi tertarik untuk menonton adalah “efek
visual” pada film horor. Fenomena ini sering dijumpai pada trailer film horor
sebagai langkah promosi dengan menyajikan efek-efek yang dapat menarik
perhatian penonton. Trailer merupakan media promosi yang menjadi salah satu
alasan seseorang menonton film. Seiring berkembangnya teknologi, trailer film
telah ada yang menggunakan teknik video 360°. Teknik ini mempermudah video
untuk dapat dilihat dari berbagai sudut pandang hingga 360°, memberikan
pengalaman berupa interaksi dengan virtual environment, hingga dapat membuat
audien merasa seperti berada di dalam dunia virtual environment. Teknik ini
mengantarkan penonton untuk dapat mengalami empat tahapan keterlibatan, yaitu:
persepsi, interaksi, imersif, dan kehadiran. Keempat tahapan ini jika dikaitkan
dengan genre horor, maka audien akan merasa sangat ketakutan. Karena pada
tahapan tertinggi yaitu kehadiran, audien akan turut merasakan emosi dari tokoh
dalam trailer hingga merasa ada di dalamnya. Terdapat dua media pendukung yang
dapat digunakan untuk menikmati teknik video tersebut yaitu media virtual reality
seperti headset virtual reality dan non virtual reality seperti laptop. Penggunaan
kedua media tersebut diyakini dapat menimbulkan persepsi tingkat ketakutan yang
berbeda pada setiap orang. Perbedaan persepsi dipengaruhi oleh unsur teknis,
seperti user experience, jarak, durasi, kesehatan, movement, dan immersive.
Perbedaan menonjol kedua media terletak pada unsur immersivenya. Media VR
dapat memberikan sepenuhnya immersive sedangkan non-VR tidak. Karena hal ini
VR diyakini dapat menimbulkan rasa takut lebih besar dari pada media non-VR.
Persepsi ketakutan dibangun oleh rasa gelisah, ketakutan, rasa ngeri, horor, dan
menjijikkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tingkat
keterlibatan, seperti tahap persepsi, interaksi, imersif dan kehadiran akibat dari
penggunaan teknik video 360° berbasis VR dan non-VR terhadap persepsi ketakutan
peminat film horor pada saat menonton trailer film horor. Studi kasus trailer film
The Nun berjudul The Nun: Escape the Abbey 360. Menggunakan trailer tersebut
162
karena The Nun merupakan salah satu film horor luar negeri yang sukses di
Indonesia. Metode yang digunakan merupakan metode kuantitatif dengan
pendekatan eksperimen. Hasil datanya diidentifikasi dengan skala likert.
Analisisnya menggunakan ANOVA, dan uji Z, dengan bantuan software IBM SPSS
Statistic 25. Hasilnya menunjukkan bahwa tampilan visual latar tempat trailer film
horor saat menggunakan teknik video 360° berbasis media VR dan non-VR
berpengaruh pada rasa ngeri. Semakin tingi rasa ngeri yang ditimbulkan maka
semakin menimbulkan reaksi keterkejutan. Penggunaan media VR mampu
mengantarkan peminat film horor hingga pada tahap kehadiran dari pada non-VR
saat menonton trailer film horor. Tahap kehadiran media VR lebih memberikan
efek rasa takut dibandingkan dengan media non-VR. Tingkat ketakutannya semakin
tinggi jika menggunakan media VR dibandingkan dengan media non-VR, saat
menonton trailer film horor. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
salah satu rujukan ilmu dalam membuat trailer film horor dengan teknik video
360°.