digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fikri Alwiansyah Hasibuan
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Fikri Alwiansyah Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Fikri Alwiansyah Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Fikri Alwiansyah Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Fikri Alwiansyah Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Fikri Alwiansyah Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Fikri Alwiansyah Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Fikri Alwiansyah Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2021 TA PP Fikri Alwiansyah Hasibuan1-LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Seiring dengan perkembangan teknologi dan ekonomi, kebutuhan akan energi terutama bahan bakar transportasi mengalami peningkatan. Akan tetapi, ketersediaan minyak bumi yang semakin menipis dan perekonomian dunia yang mulai bergerak ke arah energi terbarukan membuat munculnya inovasi-inovasi terkait konversi biomassa menjadi bahan bakar hidrokarbon. Pada tahun 1995, Robinson dkk telah melakukan percobaan konversi Poliol menjadi hidrokarbon. Poliol adalah senyawa kimia turunan gula yang memiliki gugus hidroksil dan merupakan salah satu senyawa turunan biomassa. Pada percobaannya, Robinson (1995) mereduksi Poliol berupa sorbitol dengan HI pada temperatur 110-127oC dan menggunakan H3PO3 sebagai agen pereduksi I2 menjadi HI untuk meminimalkan penggunaan HI yang sangat mahal. Namun, H3PO3 memiliki harga yang mahal sehingga diperlukan modifikasi untuk mengatasi kekurangan tersebut. Salah satu kandidat agen reduktor untuk reduksi iodium menjadi HI adalah asam format yang dapat diproduksi dari biomassa dan memiliki harga yang lebih murah. Namun, reduksi I2 oleh asam format masih jauh lebih lambat dibanding menggunakan H3PO3. Pada penelitian ini berfokus kepada peningkatan kecepatan proses reduksi I2 oleh asam format dengan bantuan katalis H2PO4-, Trietilamin (TEA), dan pelarut Dimetil sulfoksida pada konversi sorbitol menjadi hidrokarbon yang dilaksanakan pada temperatur 100-120oC dengan waktu reaksi selama 2-6 jam. Analisis yang dilakukan adalah analisis kandungan sorbitol dan iodium sisa serta kadar CO2 yang terbentuk. Pada percobaan menggunakan H2PO4- kecepatan reaksi reduksi I2 masih berjalan lebih lambat yang menyebabkan terbentuk padatan iodium selama reaksi berlangsung. Pada percobaan menggunakan Trietilamin, diperoleh konversi sorbitol sebesar 27,78% (reaksi 6 jam). Hasil tersebut masih terlalu kecil dikarenakan trietilamin yang seharusnya meningkatkan daya reduksi asam format lebih bereaksi terhadap iodium. Pada percobaan menggunakan pelarut DMSO-air diperoleh konversi sorbitol sebesar 32,74% (reaksi 3 jam). Konversi ini masih rendah karena jumlah I-/OH yang digunakan terlalu sedikit.