digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yusrin Ramli
PUBLIC Irwan Sofiyan

2021 TA PP Yusrin Ramli1-cover.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2021 TA PPYusrin Ramli1-bab 1.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2021 TA PP Yusrin Ramli1-bab 2.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2021 TA PP Yusrin Ramli 1-bab 3.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2021 TA PPYusrin Ramli 1-bab 4.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2021 TA PP Yusrin Ramli1-bab 5.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2021 TA PP Yusrin Ramli1-pustaka.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Silika merupakan salah satu bahan baku yang pengaplikasiannya sangat luas, seperti sebagai bahan baku pada kaca yang digunakan sehari-hari sampai sebagai adsorben dan katalis pada industri. Silika komersial saat ini menggunakan bahan baku tidak terbarukan dan juga proses pembuatan yang bergantung pada bahan bakar fosil. Pada saat ini, dunia mulai bergerak ke bahan-bahan terbarukan untuk menjaga lingkungan. Pembuatan silika menggunakan bahan baku yang terbarukan dan juga menggunakan energi yang lebih sedikit sangat dibutuhkan demi kelangsungan industri silika. Bambu merupakan salah satu tumbuhan yang sangat banyak tumbuh di pulau Jawa. Daun bambu yang merupakan salah satu produk samping dari industri bambu, biasanya diolah menjadi pupuk kompos ataupun sebagai pembungkus makanan. Selain sebagai pupuk kompos, daun bambu memiliki potensi sebagai bahan baku silika yang terbarukan. Daun bambu memiliki abu sekitar 30 % dengan jumlah silika dalam abu sebesar 75%. Pada penelitian ini diteliti pengaruh dari pencucian menggunakan asam pada daun bambu terhadap perolehan abu, pengaruh dari durasi ekstraksi dengan larutan NaOH terhadap perolehan dan kualitas nanobiosilika, pengaruh dari ekstraksi residu sisa ekstraksi terhadap perolehan biosilka, dan karakteristik biosilika. Proses pembuatan silika dari daun bambu dimulai dengan membakar daun bambu pada 7000C selama 2 jam. Abu daun bambu kemudian diekstraksi menggunakan NaOH untuk mendapatkan silika yang terkandung di dalamnya. Silika yang diperleh, kemudian diuji kristanilitasnya menggunakan XRD; ukuran, morfologi, dan komposisi menggunakan SEM-EDS; ukuran pori menggunakan BET. Pada percobaan ini, daun bambu memiliki kandungan abu sebesar 23,06% (as-received) dengan kandungan silika sebesar 94,74%-96,06%-m SiO2. Kemurnian biosilika yang diperoleh mencapai 99,65%. Silika yang dihasilkan berada pada fasa amorf dengan puncak 2? = 22,80. Luas permukaan biosilika yang diperoleh sebesar 40,13-237,1 m2/g, volume pori 0,11279-0,85498 cc/g, dan diameter pori sebesar 3,4-11,1 nm (mesopori).