Trafo daya adalah salah satu utilitas terpenting yang memiliki peran penting dalam penyaluran
daya listrik yang baik. Dengan demikian, kondisinya harus dicek secara berkala untuk mencegah
kegagalan. Kemudian, transformator tidak akan tiba-tiba gagal. Metode health index adalah alat
yang berguna untuk kondisi penilaian transformator. Metode ini telah dilakukan pada beberapa
penelitian sebelumnya. Studi ini melibatkan data inspeksi dari in-service dan out-of-service trafo
daya 150 kV yang disediakan oleh perusahaan listrik Indonesia. Untuk melihat status isolasi
transformator, profil suhu, derajat polimerisasi (DP), kandungan senyawa furan, karbon dioksida,
dan konsentrasi karbon monoksida dipantau. Dengan mengevaluasi derajat polimerisasi (DP)
dari insulasi kertas selulosa dan furan dalam penentuan minyak insulasi dapat memperkirakan
umur transformator. Korelasi antara tingkat penurunan Health index terhadap faktor
pembebanan juga dianalisis dengan 115 data pengukuran penilaian historis transformator. Data
tersebut terdiri dari parameter DGA, Oil Quality Factor, dan kondisi Kertas. Makalah ini juga
menganalisis hubungan antara DP rate dengan loading factor. Derajat polimerisasi (DP) kertas
trafo diprediksi menggunakan model ANFIS berdasarkan karakteristik dielektrik dan gas terlarut
sebagai input. Input ini dianalisis, dan kombinasi terbaik dipilih, sedangkan CO + CO2,
keasaman, tegangan antarmuka, dan warna berkorelasi dengan kertas' kondisi kerusakan dan
dipilih sebagai variabel input. Hasilnya korelasi antara tingkat penurunan Derajat Polimerisasi
dan loading factor lebih signifikan dibandingkan korelasi antara tingkat health index dan loading
factor, seperti hasil analisis korelasi menggunakan regresi linier dengan nilai r = 0,45 untuk
korelasi antara DP rate dan loading factor dan nilai r = 0,037 untuk korelasi antara HI rate
dengan loading factor. Faktor pembebanan berkorelasi negatif dengan tingkat Derajat Polimerisasi dengan persamaan linier (y=-0,8512x-2,5507). Selain itu, trafo dengan kategori
umur operasi > 20 tahun cenderung memiliki nilai laju penurunan DP yang lebih tinggi
dibandingkan trafo dengan umur operasi lebih muda.