digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2015 TA PP NUR HADI AMIRUDIN 1.pdf ]
Terbatas  Suharsiyah
» Gedung UPT Perpustakaan

Tingkat produksi minyak di Indonesia semakin menurun. Penurunan produksi tersebut disebabkan oleh sumur-sumur produksi minyak bumi yang umumnya sudah tua sementara produksi sumur baru relatif terbatas (Indonesia Energy Outlook 2014). Upaya untuk meningkatkan produksi minyak salah satunya dengan memaksimalkan produksi minyak bumi dari sumur tua tersebut. Salah satu metode untuk meningkatkan perolehan minyak adalah metode Enhanced Oil Recovery (EOR). Teknologi EOR yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme dikenal dengan istilah Microbial Enhanced Oil Recovery (MEOR). Karakteristik minyak di dalam reservoir dapat dimodifikasi menggunakan produk-produk yang dihasilkan oleh mikroorganisme di reservoir. Studi ini akan membahas tentang pengaruh MEOR, dalam hal ini menggunakan nutrisi, terhadap karakteristik minyak bumi dan terhadap peningkatan perolehan minyak lapangan Y. Studi ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) Membuat core batupasir buatan untuk meniru batuan reservoir lapangan Y, 2) Mensaturasi core dengan air formasi untuk mengisi pori-pori batuan dengan air formasi dan juga dengan bakteri in-situ yang ada di air formasi tersebut, 3) Menginjeksikan minyak kedalam batuan agar batuan terisi air formasi dan minyak seperti halnya yang terjadi di reservoir, 4) Memproduksikan minyak dari batuan dengan cara injeksi air untuk mengetahui seberapa besar minyak yang terproduksi dari batuan tersebut dan seberapa banyak minyak yang tersisa, 5) Melakukan uji imbibisi spontan dengan menggunakan nutrisi untuk melihat seberapa besar minyak yang tersisa dari proses sebelumnya dapat terproduksi, dan 6) mencatat parameter-parameter yakni perubahan karakteristik minyak setelah diberi perlakuan nutrisi. Dari studi ini diketahui bahwa nutrisi berpengaruh terhadap jumlah perolehan minyak. Adanya nutrisi mampu meningkatkan perolehan minyak. Nutrisi berpengaruh terhadap karakteristik minyak bumi lapangan Y, hal ini dapat dilihat dari penurunan viskositas pada minyak lapangan Y dari 7, 2045 cp menjadi 5,193 cp dan penurunan tegangan antar-permukaan minyak dan air dari 13,6 dyne/cm menjadi 8,15 dyne/cm. Selain itu, jumlah perolehan minyak juga meningkat. Core 25 yang diberi perlakuan air formasi hanya menghasilkan RF = 3,75%, core 23 yang diberi nutrisi menghasilkan RF = 10%, dan core 48 yang diberi perlakuan nutrisi yang sebelumnya telah ditumbuhkan bakteri in-situ menghasilkan RF paling besar, yaitu 16%.