digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2005_TS_PP_DJAMAL_1.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Abstrak: Perkembangan teknologi informasi yang cepat memaksa pihak Departemen Pendidikan Nasional untuk memasukkan materi teknologi informasi dan komputer ke dalam kurikulum, mulai dari pendidikan dasar. Namun dengan mahalnya harga perangkat lunak populer (dalam hal ini MSWindows) dan diberlakukannya Undang Undang mengenai Flak Cipta, membuat banyak pihak mulai melirik suatu sistem distribusi dan pre-distribusi barn, yaitu perangkat lunak open source. Sekarang ini pihak-pihak yang bekerja dengan menggunakan alat bantu komputer masih merasa ragu untuk mulai bermigrasi menuju software open source, meskipun mereka mengetahui bahwa software yang mereka gunakan adalah software bajakan. Hal ini juga mempengaruhi pihak penyelenggara pendidikan setara SMU, sehingga mereka masih menggunakan software bajakan yang paling banyak digunakan. Kurikulum pendidikan setara SMU memuat materi-materi yang sesungguhnya tidak terikat kepada brand tertentu, sehingga pihak sekolah sesungguhnya dapat memilih software alternatif lain untuk diajarkan. Diharapkan dengan penggunaan software alternatif ini siswa menjadi lebih paham akan teknologi informasi karena mereka dapat memilih tools apa yang dapat mereka gunakan untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah mereka.