Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Ombilin dengan luas
DAS ± 2215 km2 dan penelitian hanya mengkaji ±144 km2 dalam skala regional,
terbagi dalam dua Sub-DAS yang terdapat akitivitas penambangannya yaitu Sub-
DAS 23 dan Sub-DAS 25. Tujuan penelitian ini adalah melakukan kajian
lingkungan terhadap perubahan perilaku hidrologi sehubungan dengan adanya
kegiatan penambangan batubara dan pengaruh perubahan regulasi pemerintah
terhadap pertumbuhan industri pertambangan di DAS Ombilin. Untuk melihat
besarnya perubahan lahan terbuka setiap tahun dilakukan analisis terhadap data
citra landsat. Interpretasi yang digunakan adalah interpretasi terbimbing dengan
metoda maksimum likelihood sedangkan untuk pengukuran erosi dan debit air
menggunakan metode USLE dan metode rasional. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perubahan regulasi pemerintah berdampak besar terhadap pertumbuhan
industri pertambangan yang secara langsung mempengaruhi perilaku hidrologi
DAS Ombilin. Setelah diberlakukannya undang-undang tentang Otonomi Daerah,
aktivitas pertambangan batubara mulai marak dilakukan, diantaranya selain dari 2
(dua) perusahaan besar seperti PT. Allied Indo Coal Jaya, PT. Bukit Asam UPO
mulai bermunculan 9 (sembilan) kuasa penambangan lainnya. Sehingga
berdasarkan analisis dari citra satelit dengan pertambahan industri pertambangan
batubara mengakibatkan peningkatan luas bukaan lahan terluas pada Sub-DAS 23
yaitu sebesar 36% di tahun 2006, sedangkan pada Sub-DAS 25 terjadi pada tahun
2001 yaitu 2% (tahun 1999 merupakan base data). Untuk kualitas air berdasarkan
pengukuran pH air limbah kegiatan pertambangan, pH berada pada kisaran 2,71-
7,98, konsentrasi parameter besi (Fe) 0,109-27 mg/L, konsentrasi mangan (Mn)
berada pada kisaran 0,014-26,7 mg/L, Total Suspended Solid (TSS) berada pada
kisaran 3,5-228 mg/L.