digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Siska Dewi
PUBLIC Irwan Sofiyan

Salah satu kerusakan jalan yang banyak terjadi di Indonesia adalah rutting (deformasi permanen). Selain disebabkan oleh iklim dan beban lalu lintas yang tinggi, rutting dapat disebabkan oleh campuran perkerasan aspal yang kurang tepat sehingga berpengaruh terhadap kekuatan struktural perkerasan tersebut. Berdasarkan hal ini, maka dilakukan penelitian terkait evaluasi karaktersitik rutting dari campuran lapis aus (AC-WC) mengandung aspal Pen 60/70 dan polimer JAP-57 menggunakan alat Wheel Tracking Machine (WTM) dan Hamburg Wheel Tracking Device (HWTD). Pengujian ini dilakukan dalam kondisi kering dengan variasi suhu 40?, 50?, 60? dan dimulai dengan studi literatur, persiapan material, pengujian properties, dan pengujian lanjutan. Adapun output dari kedua alat ini dilakukan analisa rutting berdasarkan campuran dan variasi suhu, selain itu juga dilakukan perbandingan WTM dan HWTD berdasarkan pendekatan rutting 1 jam pengujian dan pendekatan laju deformasi (RD) dan stabilitas dinamis (DS) menggunakan data HWTD. Berdasarkan pengujian properties didapat agregat dan aspal telah memenuhi spesifikasi, dimana aspal polimer JAP-57 memiliki nilai KAORef, penetrasi, dan kehilangan berat (TFOT) yang lebih kecil dari aspal Pen 60/70, sehingga aspal polimer JAP-57 memiliki ketahanan terhadap rutting yang lebih baik dari aspal Pen 60/70. Hal ini disimpulkan dari pengujian WTM didapat nilai stabilitas dinamis yang tinggi, laju deformasi dan total deformasi yang rendah pada campuran aspal JAP-57. Adapun pengujian HWTD dibuktikan dari campuran aspal Pen 60/70 suhu 40?, 50?, dan 60? sudah failure sebelum 20000 lintasan, namun aspal JAP-57 suhu 40?, 50?, dan 60? mampu mencapai batasan failure tersebut. Hasil perbandingan output kedua alat didapat nilai deformasi permanen 1 jam pengujian WTM lebih tinggi dari pengujian HWTD. Artinya, pengujian menggunakan WTM dengan campuran dan variasi suhu yang sama mengalami rutting yang lebih cepat dibandingkan dengan HWTD. Hal ini sejalan dengan hasil rentang waktu DS dan HWTD yang direkomendasikan adalah 2 – 3 jam dan membuktikan bahwa pengujian WTM lebih cepat mengalami rutting (deformasi permanen) pada 45 – 60 menit. Rekomendasi rentang waktu RD dan DS HWTD didapat dari nilai RD dan DS HWTD metode secant mendekati nilai RD dan DS WTM dengan nilai yang juga mendekati berdasarkan justifikasi british standar persamaan WTSAir.