digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



BAB 1 Dezan Ahmad Mahyudin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Dezan Ahmad Mahyudin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Dezan Ahmad Mahyudin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Dezan Ahmad Mahyudin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Dezan Ahmad Mahyudin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Pandemi COVID-19 berdampak pada perubahan pola aktivitas masyarakat, yang antara lain disebabkan oleh diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan New Normal. Perubahan pola aktivitas masyarakat dapat memengaruhi kualitas udara. Kereta Commuter Indonesia merupakan fasilitas transportasi umum yang tetap beroperasi saat pandemi, yang menghubungkan Jakarta dengan kota penyangganya. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menentukan perbedaan kualitas udara di stasiun Jakarta Kota, Manggarai, dan Tanah Abang berdasarkan kelimpahan mikroba pada masa New Normal tahap 1 (New Normal-1) dan PSBB tahap 2 (PSBB-2); dan 2) menentukan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kelimpahan mikroba. Pengambilan sampel dilaksanakan pada masa New Normal tahap 1 (11-12 September 2020) dan masa PSBB tahap 2 (26-29 Oktober 2020), pada pagi (06:00-10:0) dan malam hari (16:00-20:00). Bioaerosol dikoleksi pada membran dengan pori berukuran 0,45 ?m, dan parameter lingkungan diukur dengan menggunakan SPAVIC. Mikroba ditumbuhkan pada medium NA (bakteri fast-growth) , R2A (bakteri slow-growth), PDA (fungi), EMB (bakteri koliform), dan SSA (bakteri Salmonella-Shigella). Adapun parameter yang diukur adalah temperatur, kelembapan, intensitas cahaya, PM2.5, dan PM10. Penurunan total mikroba teramati pada : bakteri fast-growth dari 106-108 CFU/m3 menjadi 105-106 CFU/ m3, bakteri slow-growth dari 107 CFU/m3 menjadi 105-106 CFU/m3, bakteri Salmonella-Shigella dari 106 CFU/m3 menjadi 103-106 CFU/m3, bakteri koliform dari 105-107 CFU/m3 menjadi 103-106 CFU/m3, dan fungi dari 103-104 CFU/m3 menjadi 30 CFU/m3. Hasil pengukuran parameter fisika lingkungan selama PSBB-2: temperatur pada rentang 23-30°C, kelembapan pada rentang 57-74%, PM2.5 pada rentang 12-50 ?gr/m3, PM10 pada rentang 65-151 ?gr/m3, dan intensitas cahaya pada rentang 20-2400 lux. Berdasarkan kelimpahan mikroba, secara umum kualitas udara pada masa New Normal-1 lebih baik daripada masa PSBB-2, dan kualitas udara paling baik adalah di stasiun Manggarai, kemudian stasiun Tanah Abang, dan yang paling buruk adalah stasiun Jakarta Kota. Secara umum keberadaan dan kelimpahan mikroba dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban, dan berkorelasi dengan PM2.5 dan PM10.