digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kawasan dengan tingkat aktivitas seismik yang cukup tinggi di Indonesia. Salah satu gempabumi yang paling merusak adalah gempabumi pada tanggal 27 Mei 2006 dengan magnitude momen 6.3 yang diakibatkan oleh pergerakan sesar aktif di darat. Pada awalnya sesar Opak diduga sebagai penyebab dari gempa Yogyakarta ini namun dari beberapa penelitian terbaru gempabumi ini tidak berasosiasi dengan keberadaan sesar Opak melainkan ada sesar lain yang belum teridentifikasi di sebelah timur dari sesar Opak. Dalam penelitian ini, kami menganalisis waveform gempa susulan dari 16 jaringan stasiun sementara German Task Force for Earthquakes (GTF) dipasang selama 3 bulan dari bulan Juni-Agustus 2006. Hasilnya diperoleh 2.170 kejadian gempabumi susulan dari periode 3 - 17 Juni 2006, yang terdeliniasi dengan keberadaan sesar yang masih diperdebatkan tersebut. Dari hasil Tomogram horizontal dan vertikal tergambarkan adanya kontras anomali kecepatan yang mengindikasikan keberadaan sesar tersebut dan diperkuat dengan hasil mekanisme sumber yang menunjukkan sesar tersebut mempunyai mekanisme sesar geser (strike-slip fault) dengan arah mengiri (sinistral). Distribusi episenter pada kedalaman 9 km memiliki anomali kecepatan Vp, Vs tinggi dan rasio Vp/Vs rendah yang berasosiasi dengan intrusi batuan beku (batuan piroklastik dan vulkanik Oligo-Miosen dari Formasi Semilir dan Nglanggran).