Dengan bertambahnya masyarakat kelas menengah atas di Indonesia, maka
kemampuan daya beli juga semakin tinggi. Maka dari itu setiap perusahaan
memiliki identitas yang berfungsi sebagai tanda pengenal atau jati diri perusahaan
kepada khalayak perusahaan. Identitas perusahaan dapat mempengaruhi total
keseluruhan kesan (keyakinan dan perasaan) terhadap suatu perusahaan yang ada
di benak publik. Perusahaan saat ini sadar akan kegunaannya dalam berkomunikasi
dengan konsumen, yang mengarah pada munculnya Olfactory Branding,
menciptakan lingkungan ritel yang berpengalaman yang memiliki aroma untuk
merangsang pengalaman konsumen secara keseluruhan. Sebelumnya branding
lebih banyak dipandu oleh rangsangan audio visual tetapi karena kekacauan iklan
yang luar biasa menjadi semakin sulit bagi perusahaan untuk menciptakan ceruk.
Ini dimulai dengan penerapan branding sensorik menggunakan kelima organ
indera, meskipun awalnya diamati bahwa indera seperti penglihatan dan
pendengaran banyak digunakan, sedangkan bau/aroma berpotensi kurang
dimanfaatkan. Penelitian ini mencoba untuk memahami dan menciptakan
kesadaran tentang penggunaan yang tepat dari tren pencitraan merek di Toko
Hamzah Batik Yogyakarta untuk membujuk dan mengubah pelanggan potensial
menjadi pembeli dan juga untuk mengetahui seberapa ingat konsumen terhadap
identitas Toko Hamzah Batik yang memberikan dasar relevansi untuk
memengaruhi loyalitas konsumen. Riset ini menggunakan metode kuantitatif.
Setiap variabel aspek ini di analisa dengan penjelasan kuantitatif analisis regresi
linear yang kemudian data-data ketersediaan aspeknya ini disajikan dengan
presentase, yaitu menggunakan analisis data secara mendalam dalam bentuk angka.