digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Mahendra Subrata
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Muhammad Mahendra Subrata
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhammad Mahendra Subrata
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Mahendra Subrata
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Mahendra Subrata
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Mahendra Subrata
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Mahendra Subrata
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Muhammad Mahendra Subrata
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Muhammad Mahendra Subrata
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Mahendra Subrata
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Terowongan Saraga ITB merupakan jalur bawah tanah yang menghubungkan Sarana Olahraga Ganesha dan Sasana Budaya Ganesha dengan kampus Ganesha ITB. Hal tersebut menyebabkan lalu lintas pejalan kaki di terowongan menjadi ramai saat kondisi normal. Keberadaan perabotan di terowongan ini memiliki potensi penggunaan untuk kegiatan makan-minum, baca-tulis, pameran, dan penampilan. Terowongan Sarana Olah Raga ITB telah didesain dari awal untuk memanfaatkan dua lubang cahaya sebagai pencahayaan alami. Namun, keberadaan pepohonan dan pengotor pada bagian luar kedua lubang cahaya tersebut mengurangi pasok cahaya alami yang masuk ke dalam terowongan sehingga sistem pencahayaan alami yang telah didesain tidak dapat memenuhi kebutuhan pencahayaan. Pencahayaan elektrik yang sudah dipasang sepanjang terowongan juga tidak dapat memenuhi kebutuhan pencahayaan beberapa bagian area pejalan kaki. Karena kondisi pandemi Corona Virus Disease 2019 maka dibutuhkan maket untuk simulasi dan pengujian sistem pengontrol pencahayaan yang dirancang. Dalam penelitian ini dirancang sebuah sistem pencahayaan yang dapat memenuhi kebutuhan pencahayaan untuk kegiatan berjalan kaki, makan-minum, baca-tulis, pameran, dan penampilan. Untuk membuat sistem tersebut, survei lapangan lalu pemilihan standar industri yang relevan dilakukan, dilanjutkan dengan penentuan spesifikasi sistem, kemudian dilakukan pemodelan sistem menggunakan perangkat lunak DIALux evo. Dari pemodelan sistem dan simulasi, dihasilkan informasi yang menjadi masukan sistem pengontrol pencahayaan elektrik yang dirancang. Setelah sistem ini dibuat, dilakukan perancangan detail sistem untuk bisa diimplementasikan dan diuji pada skala maket. Hasil pengujian menunjukkan sistem pengontrol pencahayaan elektrik yang dirancang mampu mempertahankan iluminansi titik ukur di empat area kegiatan utama, yaitu area Meja dan Kursi, Pameran, Panggung Serbaguna, dan Pejalan Kaki, pada rentang masing-masing ±4,53%, ±3,39%, ±0,43%, dan ±0,67% dari target iluminansinya sehingga memenuhi spesifikasi sistem pencahayaan yang ditentukan.