digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dimas Pramudito
PUBLIC Alice Diniarti

Lapangan Belut merupakan salah satu aset Pertamina EP yang telah berproduksi lebih dari 50 tahun. Lapangan ini terletak sekitar 120 km di sebelah barat dari Kota Palembang, Sumatera Selatan. Reservoir utama merupakan batupasir dan batugamping yang diendapkan pada awal Miocene dan termasuk ke dalam kelompok bagian atas Talangakar atau Transgresive Member (TRM). Penemuan hidrokarbon di area yang lebih down flank (utara) berawal dari pemboran step out di area penelitian. Berdasarkan pemboran tersebut diperoleh minyak dari reservoir batupasir dengan tekanan lebih besar dibandingkan di area existing. Saat ini Lapangan Belut sudah dalam tahap pengembangan, sehingga dibutuhkan model reservoir yang lebih komprehensif untuk strategi pengembangan lebih lanjut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data batuan inti dari tiga sumur, data rekaman tali kawat dari 47 sumur, analisis fosil, borehole image, dan data seismik tiga dimensi serta data tekanan reservoir. Tahapan pertama penelitian adalah menentukan litofasies dan asosiasi fasies dari data batuan inti dan biostratigrafi. Selanjutnya menentukan marker parasikuen dan sikuen dari pola elektrofasies tiap sumur. Korelasi sikuen stratigrafi dilakukan untuk menentukan pola penyebaran fasies pengendapan. Karakterisasi reservoir secara tiga dimensi dilakukan melalui pemodelan fasies, volume serpih, porositas, permeabilitas, rock type, dan saturasi hidrokarbon. Litofasies dianalisis pada batuan inti FS-4.1.2 (reservoir S) dan berdasarkan analisis tersebut menunjukkan bahwa batuan diendapkan dalam sistem tide domintaed delta dengan facies genetic atau asosiasi fasies sebagai distributary channel, mouth bar, dan prodelta. Korelasi sikuen stratigrafi dan seismik stratigrafi menunjukkan bahwa penyebaran fasies berubah ke arah basinward di sebelah selatan. Penyebaran fasies ke arah selatan akan didominasi oleh endapan distal atau marine sebaliknya semakin ke utara maka akan ditemukan endapan terrestrial yang bersifat lebih sand prone. Kenaikan muka air laut selama pengisian cekungan yang retrogradational menyebabkan perubahan fasies secara vertikal yaitu mulai dari sistem pengendapan meandering channel, delta, hingga shallow marine. Data tekanan menunjukkan bagian utara (setelah di datumkan) memiliki tekanan sebesar 0.85 – 0.99 (SG ekuivalen) sedangkan di area existing mempunyai tekanan 0.67 – 0.78 (SG ekuivalen). Perbedaan tekanan disebabkan oleh perbedaan asosiasi fasies yang terjadi pada sikuen yang sama antara area utara dengan area selatan. Berdasarkan analisis tekanan formasi dan adanya penemuan potensi hidrokarbon di area down flank menunjukkan terdapat kompartemen antara area utara dan selatan (stratigraphic trap).