Lapangan Belut merupakan salah satu aset Pertamina EP yang telah berproduksi
lebih dari 50 tahun. Lapangan ini terletak sekitar 120 km di sebelah barat dari Kota
Palembang, Sumatera Selatan. Reservoir utama merupakan batupasir dan
batugamping yang diendapkan pada awal Miocene dan termasuk ke dalam
kelompok bagian atas Talangakar atau Transgresive Member (TRM). Penemuan
hidrokarbon di area yang lebih down flank (utara) berawal dari pemboran step out
di area penelitian. Berdasarkan pemboran tersebut diperoleh minyak dari reservoir
batupasir dengan tekanan lebih besar dibandingkan di area existing. Saat ini
Lapangan Belut sudah dalam tahap pengembangan, sehingga dibutuhkan model
reservoir yang lebih komprehensif untuk strategi pengembangan lebih lanjut.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data batuan inti dari tiga sumur,
data rekaman tali kawat dari 47 sumur, analisis fosil, borehole image, dan data
seismik tiga dimensi serta data tekanan reservoir. Tahapan pertama penelitian
adalah menentukan litofasies dan asosiasi fasies dari data batuan inti dan
biostratigrafi. Selanjutnya menentukan marker parasikuen dan sikuen dari pola
elektrofasies tiap sumur. Korelasi sikuen stratigrafi dilakukan untuk menentukan
pola penyebaran fasies pengendapan. Karakterisasi reservoir secara tiga dimensi
dilakukan melalui pemodelan fasies, volume serpih, porositas, permeabilitas, rock
type, dan saturasi hidrokarbon. Litofasies dianalisis pada batuan inti FS-4.1.2
(reservoir S) dan berdasarkan analisis tersebut menunjukkan bahwa batuan
diendapkan dalam sistem tide domintaed delta dengan facies genetic atau asosiasi
fasies sebagai distributary channel, mouth bar, dan prodelta. Korelasi sikuen
stratigrafi dan seismik stratigrafi menunjukkan bahwa penyebaran fasies berubah
ke arah basinward di sebelah selatan. Penyebaran fasies ke arah selatan akan
didominasi oleh endapan distal atau marine sebaliknya semakin ke utara maka akan
ditemukan endapan terrestrial yang bersifat lebih sand prone. Kenaikan muka air laut selama pengisian cekungan yang retrogradational
menyebabkan perubahan fasies secara vertikal yaitu mulai dari sistem pengendapan meandering channel, delta, hingga shallow marine. Data tekanan menunjukkan
bagian utara (setelah di datumkan) memiliki tekanan sebesar 0.85 – 0.99 (SG
ekuivalen) sedangkan di area existing mempunyai tekanan 0.67 – 0.78 (SG
ekuivalen). Perbedaan tekanan disebabkan oleh perbedaan asosiasi fasies yang
terjadi pada sikuen yang sama antara area utara dengan area selatan. Berdasarkan
analisis tekanan formasi dan adanya penemuan potensi hidrokarbon di area down
flank menunjukkan terdapat kompartemen antara area utara dan selatan
(stratigraphic trap).