Proses pengolahan data seismik refleksi bertujuan untuk menghasilkan gambar
lapisan bawah permukaan bumi. Rangkaian tahapan serta berbagai metode
pengolahan dilakukan dengan harapan bisa menaikkan signal-to-noise ratio guna
menghasilkan gambar bawah permukaan yang paling representatif. Tahapantahapan penting dalam pengolahan data seismik refleksi adalah stacking dan
migrasi. Ada tiga metode stacking yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu
Normal Moveout (NMO) dan Dip Moveout (DMO) yang termasuk dalam metode
stacking konvensional, serta metode stacking Common Reflection Surface (CRS).
Ketiga metode stacking ini dilakukan dengan menggunakan hasil analisis
kecepatan dari masing-masing metode tersebut. Setelah proses stacking, hasil
analisis kecepatan NMO, DMO, dan CRS juga digunakan untuk proses Kirchhoff
prestack time migration (PSTM). Ketiga metode akan diuji untuk melihat metode
mana yang dapat menghasilkan seismic image yang paling baik.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data seismik sintetik 3D model
Gulf AK. Karena model ini memiliki struktur bawah permukaan dengan
perbedaan kemiringan yang cukup signifikan, metode CRS diharapkan dapat
menghasilkan seismic image yang lebih baik. Hal ini dikarenakan metode CRS
menggunakan tiga operator stacking sedangkan metode konvensional hanya
menggunakan satu. Tiga operator stacking CRS ini dipengaruhi oleh kemiringan
reflektor. Analisis perbandingan hasil stacking dan migrasi akan dilihat secara
kualitatif berdasarkan semblance kecepatan, penampang seismik akhirnya, serta
ekstraksi wavelet dan spektrum amplitudonya.