digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ishak Sumedi
PUBLIC Dewi Supryati

Perusahaan manufaktur PTDI membagi aktivitas rancang bangun pesawat udara pada 7 jenis famili pekerjaan, yaitu flight physic, flight structure, flight system, man machine system, system engineering, material process & production technology, dan aircrew. Untuk menjalankan bisnis rancang bangun pesawat udara, PTDI telah menetapkan tiga tahap, yaitu conceptual design, preliminary design, dan detail design. Legalitas PTDI untuk melakukan proses rancang bangun dan sertifikasi pesawat udara tertuang pada sertifikat persetujuan organisasi rancang bangun (Design Organization Approval atau DOA) yang diterbitkan oleh Kementrian Perhubungan. Beberapa kendala muncul ketika implementasi DOA pada proyek N219 sehingga perlu dilakukan penjabaran rinci dari prosedur yang ada agar proses rancang bangun dapat terkontrol. Business process reengineering dilakukan pada famili pekerjaan flight physic conceptual design dengan menghasilkan 41 kuantisasi pekerjaan yang dikelompokkan pada dua grup pekerjaan, yaitu conceptual sizing (17 kuantisasi pekerjaan) dan conceptual configuration design (24 kuantisasi pekerjaan). Pada masing-masing grup pekerjaan ditetapkan precedence diagram. Studi kasus dijalankan untuk assignment problem flight physic conceptual sizing pada karyawan PTDI yang mempunyai tingkatan keahlian junior engineer, engineer, senior engineer, dan specialist engineer. Model assignment dikembangkan dari konsep Assembly Line Balancing with Hierarchical Worker Assignment (ALBHW) dan dituangkan pada persamaan matematis dengan penyelesaian masalah menggunakan software Microsoft excel. Berdasarkan data jumlah dan keahlian karyawan diperoleh solusi, yaitu durasi terpendek 42 hari kerja, durasi terpanjang 108 hari keja, dan maksimum penggunaan junior engineer 589 jam.