iABSTRAKKAJIAN PRAKTIK KURATORIAL KURATOR-SENIMANDALAM MEDAN SENI RUPA KONTEMPORER INDONESIAPERIODE 2000-ANOlehRAZI FARDIANSYAHNIM. 27018003(Program Studi Magister Seni Rupa)Sejak tahun 2000-an terjadi perkembangan baruseiring dengan dominannya pasar seni rupa karena terintegrasinya denganmedan seni rupa globalyang lebih intensifdarimasa sebelumnya. Perkembangan ini menghasilkan semakin banyaknya galeridan meningkatkanfrekuensipenyelenggaraan pameran sertamemunculkan peranpusat yang dikenal dengan kurator, di sisi lain menunjukan perkembangangan dimanapameran juga dikerjakan oleh senimannya sendiri,seniman bukan hanya membuat karya tapi juga menjalankan pamerannyaatau dikenal dengan istilah kurator-seniman (artist-curator).Sehingga praktik kuratorial kurator-senimanmenarik untuk dikajitentangkemunculan, praktik kuratorial, dan implikasinya terhadapkeberadaanwacana kuratorial dan medan seni rupa kontemporer Indonesia.Difokus pada penelaahanpameranyang dijalankan Asmudjo Jono Irianto sertapameranyang diselenggarakan oleh ruangrupa. Untuk menelaah hal tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu sejarah seni rupa, sosiologi seni, dan studi kuratorial.Kurator-seniman senantiasamembangun gagasan dan menjalankanya melalui strategi kolaboratif, bertukar pikiran, dan dengan prinsipbrainstorming, terstruktur dan mempertimbangkan profesionalitasterutama dalam kapasitasnya sebagai fasilitator (kurator).Sedangkan saat melakukan swa-kurasi cenderung lebih bebas dan ekspresif, dan memperlihatkankeselarasan pengintegrasian antara gagasan dan eksekusi, karena sebagai seniman mereka cenderung lebih otonom. Aktivitas kolektif praktik kuratorial kurator-seniman menunjukkan hal berbedadi mana pola interaksi antara seniman, kurator, dan apresiator menjadi bias dan tidak berjalan linier bahkan tumpang-tindih. Karena aktivitas artistik dankuratorialnyamemang dilakukan oleh orang yang sama, melakukan produksi dan mendistribusikannyasendiri. Berdasarkan hasil analisis praktik kuratorial kurator-seniman telah merefleksikan nilai-nilai kebaruan yang dapat dibaca sebagai perluasan ragam pola penyelenggaraan pameran, menunjukkan pergeseran penyelenggaraan pameran sehingga dapat mendekonstruksi atau memperbarui pemahaman tentang praktik kuratorial khususnya pada perkembangan kekuratoran dalam medan seni rupa kontemporer Indonesia