digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak: Lapangan Minas telah diproduksi hampir 50 th dengan rata-rata produksinya 150 MBOPD. Saat ini, Minas menghadapi tantangan cukup berat, yaitu karena tingginya kadar air terproduksi yang mencapai 97%. Lapangan Minas mempunyai reservoir ganda, dan merupakan jebakan antiklin terpatahkan dengan panjang 22 km dan lebar 12 km. Lebih dari 1400 sumur telah dibor, baik merupakan sumur produksi, injeksi, maupun sumur observasi serta sumur sumber air. Sekitar 150 log NMR telah di-run untuk mencari parameter reservoir yang lebih teliti. Magnetic Resonance of Imaging Log (MRIL), salah satu jenis log NMR (Nuclear Magnetic Resonance), memberikan data yang cukup menjanjikan bila dibanding log-log sebelumnya, karena MRIL dapat mendeteksi clay-bound water. MRIL bisa menghasilkan harga permeabilitas ("k"), porositas total, porositas efektif, saturasi air asal (Swi) dan saturasi air sekarang (Sw). Karenanya, dengan MRIL bisa meminimalkan rencana coring, yang dahulunya selalu dipakai untuk menganalisa sifat penting dari reservoir. Teknologi utama yang digunakan pada MRIL adalah menghitung kandungan hidrogen (Ht) di reservoir, dengan memancarkan resonansi magnetik ke dalam reservoir. Jumlah Ht yang terdeteksi menunjukkan berapa banyak sisa minyak atau air di dalam reservoir. Dengan penambahan MnNa2EDTA, parameter reservoir yang didapat diharapkan akan lebih teliti. Berdasar hasil studi ini, ternyata harga permeabilitas dari NMR jauh lebih besar daripada permeabilitas dari core maupun permeabilitas yang didapat dari transform log densitas (FDC). Sedangkan harga porositas dari NMR, dalam beberapa kasus harganya mirip dengan porositas yang berasal dari core maupun dari log densitas. Harga Sw dari NMR juga lebih besar dari harga Sw yang berasal dari data log.