COVER Gigih Prasetya Putra
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Gigih Prasetya Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Gigih Prasetya Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Gigih Prasetya Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Gigih Prasetya Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Gigih Prasetya Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Gigih Prasetya Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Hujan merupakan fenomena alam yang sangat mempengaruhi produktivitas tambang
batubara dengan sistem penambangan terbuka. Selain itu hujan merupakan faktor yang penting
untuk di pertimbangkan dalam pendesainan tambang. Metode perhitungan curah hujan wilayah
yang digunakan dalam proses pendesainan spesifik untuk masing-masing daerah tambang.
Karakterisasi hujan akan mempermudah proses analisis faktor hujan untuk kepentingan desain
di daerah tambang. PT KPC site Sangatta memiliki luas daerah 48.466 Ha dan memiliki 15
stasiun hujan serta 2 stasiun cuaca, sehingga menarik untuk dilakukan analisis karakteristik
hujannya.
Dalam menganalisis karakteristik hujan digunakan metode klasterisasi K-Means, peta
isohiet tahunan, windrose diagram bulanan, klasifikasi bulan basah bulan kering, dan nilai
kemerataan hujan. Berdasarkan perhitungan K-Means clustering wilayah PT KPC site Sangatta
memiliki 4 klaster. Dalam menentukan metode curah hujan wilayah yang sesuai di PT KPC site
Sangatta dilakukan perbandingan tidak langsung. Beberapa skenario dengan perbedaan
ketersediaan data secara spasial diciptakan untuk mengevaluasi variabilitasnya. Indeks GORE
dan BALANCE digunakan untuk membandingkan nilai estimasi curah hujan wilayah dari
beberapa skenario tersebut. Pada klaster 1 di buat dua skenario dan di klaster 2 dan 3 dibuat tiga
skenario.
Dari hasil analisis karakteristik hujan, terdapat 4 klaster stasiun hujan. Urutan klaster
yang memiliki curah hujan terbesar ke yang terkecil adalah 2, 1, 3, dan 4. Arah angin permukaan
didominasi berasal dari arah kuarter North-West (NW). Nilai kemerataan hujan di dalam klaster
yang sama lebih tinggi dibandingkan antar klaster.
Dari hasil pengujian indeks GORE pada klaster 1 metode Isohiet mengestimasi curah
hujan lebih baik dibandingkan metode poligon thiessen dan pada klaster 2 dan 3 metode poligon
Thiessen mengestimasi curah hujan lebih baik dibandingkan metode isohiet. Hasil dari pengujian
indeks BALANCE pada klaster 1 metode isohiet menghasilkan nilai yang overestimasi, pada
klaster 2 metode poligon thiessen menghasilkan nilai yang tepat, dan pada klaster 3 metode
poligon thiessen menghasilkan nilai yang underestimasi.
Dari penelitian ini dihasilkan kesimpulan yaitu 1) Curah hujan di tambang terbuka
batubara (studi kasus di PT KPC site Sangatta) memiliki karakteristik spasial yaitu urutan curah
hujan rata-rata dari yang terbesar ke yang terkecil berturut-turut adalah klaster 2, klaster 1,
klaster 3 dan klaster 4, klaster 3 dan 4 lebih kering daripada klaster 1 dan 2, angin permukaan
yang berhembus dari arah NW membuat hujan lebih besar di klaster 1 dan 2 kemudian karena
terdapat tinggian di klaster 2 maka hujan di klaster 3 dan 4 cenderung lebih kecil, nilai
kemerataan hujan di dalam klaster yang sama lebih besar dibandingkan nilai kemerataan untuk
kesuluruhan klaster; 2) Metode perhitungan curah hujan wilayah yang sesuai dengan
karakteristik hujan serta jumlah dan persebaran stasiun hujan di tambang terbuka batubara (studi
kasus di PT KPC site Sangatta) adalah metode isohyet untuk klaster 1 serta metode poligon
Thiessen untuk klaster 2 dan 3.