Perpustakaan Digital ITB

Kegiatan utama penambangan batubara dengan sistem tambang terbuka adalah penggalian batubara dari batuan penutupnya. Batuan penutup batubara dapat mengandung mineral sulfida sehingga ketika terekspos oleh udara dan air akan menghasilkan air asam tambang. Dampak terbesar akibat dari aktifitas penambangan batubara dengan sistem tambang terbuka adalah terbentuknya pit lake. Kuantitas dan kualitas pit lake dapat diprediksi dan diketahui agar dapat dilakukan upaya pencegahan atau penanggulangannya. Karakterisasi geokimia batuan merupakan tahap awal dalam memahami proses pembentukan air asam tambang yang terdiri dari uji statik dan dapat divalidasi dengan uji kinetik. Metode pengujian kinetik yang digunakan adalah pit wall leaching. Hasil dari uji statik sampel PRI-01 dikategorikan NAF, sampel PRI-02 dan PRI-03 dikategorikan PAF. Hasil uji pit wall leaching nilai pH sampel PRI-01 sebesar 7,59, nilai pH sampel PRI-02 sebesar 2,15, dan nilai pH sampel PRI-03 sebesar 3,51. Laju oksidasi pirit bedasarkan mol besi jauh lebih kecil dibandingkan dengan laju oksidasi pirit bedasarkan mol sulfat dan pemodelan geokimia PHREEQC. Sampel PRI-01 mempunyai spesies besi Fe(OH)3 yang cenderung mengendap dalam air lindian, sementara itu sampel PRI-02 dan PRI-03 mempunyai spesies besi Fe2+ yang cenderung terlarut dalam air lindian. Hasil dari skema prediksi pit lake, bekas pit penambangan batubara akan terisi penuh oleh air pada tahun ke 5,5 dengan total volume air 45.238.444 m3 pada elevasi 14 mdpl dan pada tahun ke 1 kualitas air pit lake mempunyai nilai pH 2,81 tidak jauh berbeda dengan nilai pH sump aktual sebesar 2,86 dan pada tahun akhir pengisian pit lake atau tahun ke 5,5 kualitas air pit lake mempunyai nilai pH 4,6.