Kondisi iklim lokal, pola curah hujan, lokasi, dan sirkulasi atmosfer merupakan
beberapa faktor yang mempengaruhi struktur dan variasi Lapisan Batas Atas (LBA)
yang sangat mempengaruhi variasi lapisan residual. Lapisan residual adalah lapisan
atmosfer yang terjadi pada malam hari, lapisan ini merupakan bekas lapisan
campuran pada siang hari. Pada penelitian ini, Saya menggunakan data radiosonde
resolusi tinggi dan Global Positioning System Radio Occultation (GPS-RO) untuk
mengestimasi ketinggian lapisan residual dan lapisan campuran yang
merepresentasikan ketinggian Lapisan Batas Atas (LBA). Saya juga menganalisis
variasi ketinggian lapisan residual pada kondisi cuaca cerah dan hujan serta
menganalisis pengaruhnya terhadap variasi ketinggian lapisan campuran.
Ketinggian lapisan residual dan lapisan campuran diestimasi berdasarkan variabel
refraktifitas (N) menggunakan metode gradien vertikal. Hasil estimasi berdasarkan
data radiosonde dan GPS-RO menunjukkan pada kondisi cuaca cerah ketinggian
lapisan residual pada awal malam hari akan sama dengan ketinggian lapisan
campuran pada sore hari. Ketinggian lapisan residual terus turun hingga matahari
terbit. Sedangkan pada kondisi hujan, jika hujan terjadi hingga malam hari maka
setelah hujan lapisan residual tidak akan terbentuk, hal ini karena tidak ada capping
inversion yang terbentuk pada sore hari. Dan jika hujan berhenti sebelum matahari
terbenam, maka akan terbentuk capping inversion meskipun dengan ketinggian
yang sangat rendah sehingga lapisan residual pada malam hari juga akan rendah.
Berdasarkan analisis variasi ketinggian lapisan residual, diketahui bahwa
ketinggian lapisan residual pada malam hari tidak mempengaruhi variasi ketinggian
lapisan campuran pada pagi hari meskipun lapisan residual menyediakan kondisi
thermal yang mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan lapisan
campuran. Variasi ketinggian lapisan campuran pada pagi hari lebih didominasi
oleh pengaruh/kondisi cuaca pada saat tersebut (pagi hari). Sedangkan variasi
ketinggian lapisan residual pada awal malam hari (19.00 – 22.00 LT) sangat
dipengaruhi oleh dinamika cuaca pada sore hari (15.00 – 17.00 LT).
Secara klimatologis, ketinggian rata-rata lapisan residual lebih rendah pada musim
hujan dibandingkan musim kemarau. Dan secara spasial, ketinggian rata-rata lapisan residual lebih rendah di wilayah dekat garis ekuator dibandingkan wilayah
lain di Indonesia. Secara umum, analisis ketinggian lapisan residual pada pukul
19.00 – 22.00 LT dapat digunakan untuk menganalisis variasi dan dinamika LBA
di suatu wilayah, karena komposisi fisik dan variasi ketinggian lapisan residual
pada pukul 19.00 – 22.00 LT sama dengan lapisan campuran (merepresentasikan
LBA) pada pukul 15.00 – 17.00 LT dimana pada saat tersebut ketinggian lapisan
campuran mencapai nilai maksimumnya.