Insiden tumpahan minyak yang terjadi pada akhir Maret tahun 2018 telah
mencemari wilayah perairan Teluk Balikpapan. Dari hasil pengolahan citra satelit
terlihat bahwa, hanya dalam waktu dua hari sebaran minyak telah mencapai bagian
hulu teluk dan juga berada di Selat Makassar. Agar dapat melihat pergerakan serta
perubahan karakteristik dari tumpahan minyak tersebut secara lebih detail, maka
pada penelitian ini digunakan model tumpahan minyak OpenOil dengan data input
berupa kecepatan arus diperoleh dari hasil simulasi model hidrodinamika 3-D
Regional Ocean Modeling System (ROMS), sedangkan data kecepatan angin
menggunakan dataset global dari European Centre for Medium-Range Weather
Forecasts (ECMWF) ERA-5 yang dicuplik sesuai dengan domain model di Teluk
Balikpapan.
Hasil model hidrodinamika berupa data elevasi kemudian dibandingkan terhadap
data observasi pasang surut Badan Informasi Geospasial (BIG) di Pelabuhan
Semayang, Balikpapan. Metode verifikasi yang digunakan adalah Root Mean
Squared Error (RMSE), Mean Absolute Percentaged Error (MAPE), dan model
skill dimana diperoleh hasil verifikasi untuk masing-masing metode adalah sebesar
8,8 cm, 9,5% dan 0,9 yang menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu jauh antara
hasil simulasi dengan data observasi. Dari hasil simulasi diketahui bahwa kecepatan
maksimum untuk arus rata-rata terhadap kedalaman mencapai 1,08 m·s-1 dengan
rata-rata kecepatan dari seluruh domain sebesar 0,17 m·s-1 dan terjadi pada saat
perairan Teluk Balikpapan dalam kondisi menuju pasang.
Pada hasil model tumpahan minyak menunjukkan pola sebaran partikel minyak
yang mengikuti pola arus pasang surut di Teluk Balikpapan. Partikel minyak
terlihat menyebar dengan cepat ketika perairan teluk sedang menuju surut dan juga
menuju pasang. Selain itu diketahui bahwa area pesisir Kabupaten Penajam Pasir
Utara dan Kota Balikpapan masing-masing mulai terkena dampak akibat tumpahan
minyak setelah 12 jam dan 36 jam dari awal kejadian. Simulasi juga menunjukkan
sebanyak 2,5 juta kg minyak dari seluruh total massa minyak yang tumpah telah
hilang karena mengalami evaporasi yang terjadi pada saat 18 jam dari awal insiden
tersebut terjadi.