Pada jenis radar pulsa konvensional terdapat masalah yang saling terkait antara
durasi pulsa dengan jarak deteksinya. Pulsa pendek menghasilkan resolusi jarak
yang lebih tinggi tetapi tidak menghasilkan energy pulsa yang cukup untuk
mendeteksi jarak yang lebih jauh. Selain jarak deteksi yang lebih terbatas juga
pulsa sangat mudah diinterterferensi oleh derau dan jammer. Karena durasi pulsa
terkait dengan lebarpita pulsa maka dengan metode kompresi pulsa dengan linear
frequency modulation (LFM) dapat dibuat pulsa dengan lebarpita yang lebih
lebar tanpa ketergantungan pada durasinya. Sehingga dapat dibuat radar dengan
resolusi jarak yang tinggi dengan durasi pulsa yang panjang.
Dengan menggunakan radar dengan kompresi pulsa LFM selain menghasilkan
resolusi jarak yang tinggi, metode ini juga dapat meningkatkan ketahanan sinyal
radar terhadap derau dan interferensi lainnya. Hal ini berkat high processing gain
yang diperoleh dari proses matched filter. Proses matched filter akan meredam
derau dan sinyal interferensi yang memiliki karakteristik yang berbeda dari sinyal
referensi atau replika. Dengan ketahanan terhadap derau yang tinggi, maka sistem
radar ini juga memenuhi persyaratan radar pertahanan yang anti jamming dan
mampu beroperasi secara low probability intercept (LPI). Sehingga lawan
kesulitan untuk melakukan tindakan jamming atau mendeteksi sinyal radar.
Akan tetapi radar dengan kompresi pulsa LFM sederhana akan sangat mudah
dijamming jika sinyal dapat ditiru oleh pihak lawan menggunakan digital radio
frequency memory (DRFM). Sehingga diperlukan metode agar pulsa radar
memiliki bentuk gelombang yang tidak mudah diintersepsi dengan DRFM. Hal ini
dapat dilakukan dengan mengeksploitasi kelemahan teknis pada sisi DRFM.
Selain itu radar kompresi pulsa LFM juga terdapat masalah pergeseran Doppler
yang dapat menyebabkan estimasi posisi target yang dihasilkan matched filter
menjadi bergeser. Besarnya pergeseran estimasi posisi ini disebabkan faktor
frekuensi carrier, kecepatan target dan durasi pulsa. Sehingga hal ini menjadi
batasan dalam mendesain bentuk gelombang pulsa radar LFM. Semakin tinggi
frekuensi carrier dan semakin panjang durasi pulsa, maka pergeseran estimasi
target akan semakin besar. Sehingga untuk itu juga perlu dilakukan
ii
pengembangan metode modulasi LFM untuk mengatasi masalah pergeseran
estimasi posisi ini.
Metode pulsetrain yang diteliti meningkatkan kompleksitas bentuk gelombang
untuk mencegah intersepsi sinyal dan jamming dengan teknik copy and
retransmit. Sehingga meningkatkan ketahanan sistem radar terhadap sinyal
jamming dengan LFM sederhana yang memiliki karakteristik durasi dan lebarpita
yang sama dengan sinyal radar. Metode ini juga dapat mengatasi pergeseran
estimasi target pada radar. Pulsetrain sederhana terdiri dari 2 subpulsa dengan
modulasi yang koheren. Untuk kasus target jarak dekat digunakan pulsa LFM
pulsetrain dengan 2 subpulsa koheren yang berdurasi total 80 µdetik. Penggunaan
durasi pendek selain untuk meminimalkan jarak blind zone juga dapat
mengkoreksi pergeseran estimasi target. Sedangkan untuk klasifikasi target jarak
jauh digunakan pulsa LFM pulsetrain dengan 2, 4 dan 8 subpulsa koheren yang
berdurasi total 400 µdetik. Penggunaan pulsetrain dengan 4 dan subpulsa
menghasilkan koreksi terhadap pergeseran estimasi posisi target masing-masing
sebesar 44,54 % dan 58,01 % dari pergeseran estimasi posisi dengan 2 subpulsa.
Untuk lebarpita pulsa LFM 200 MHz pada penelitian ini secara simulasi
menghasilkan nilai (1,527 ± 0,056) m dan faktor kompresi masing – masing
sebesar 39,03 dB dan 46,02 dB untuk durasi pulsa 80 µdetik dan 400 µdetik.