Kendaraan otonom saat ini sedang gencar dikembangkan oleh berbagai industri
otomotif terkemuka dan universitas terbaik di dunia. Hal tersebut disebabkan
karena kendaraan otonom memiliki potensi untuk menjadi lebih aman daripada
kendaraan yang dikemudikan manusia. Perlu diingat bahwa sistem otonom tidak
akan mengalami kelelahan dan kehilangan fokus layaknya manusia. Indonesia
membuka kesempatan untuk pengembangan teknologi kendaraan otonom dengan
membangun infrastruktur ibu kota baru di Kalimantan secara spesifik untuk
kendaraan otonom dan kendaraan listrik saja.
Untuk meningkatkan keselamatan berkendara pada kendaraan otonom, sistem
persepsi yang dapat diandalkan menjadi krusial. Salah satu tugas penting pada
sistem persepsi untuk kendaraan otonom adalah pelacakan objek. Pelacakan objek
dapat mengekstrak informasi penting seperti posisi dan kecepatan objek disekitar
kendaraan otonom sehingga dapat diumpankan ke motion planner untuk
menentukan manuver yang paling optimal. Hal ini tentunya menjadi tantangan
karena pengukuran harus dilakukan tanpa memasang satupun sensor ke objek
disekitar kendaraan otonom.
Penelitian ini mengajukan rancangan sistem persepsi untuk pelacakan objek
berbasis tiga komponen: deteksi dan klasifikasi objek, pencocokan objek dan
estimasi variabel keadaan. Pada rancangan ini digunakan You Only Look Once
(YOLO) sebagai pendeteksi objek, pencocokan objek berbasis Jaringan Saraf
Tiruan (JST) dan Oriented FAST and Rotated BRIEF (ORB), serta estimasi
variabel keadaan dengan menggunakan Extended Kalman Filter (EKF). Rancangan
ini terbukti mampu melakukan pelacakan objek dengan kesalahan absolut posisi
rata-rata sebesar 0,15330 meter (sumbu-????), dan 0,48577 meter (sumbu-????) pada
percobaan dengan rentang -2 hingga 2 meter (sumbu-????), dan 4,55 hingga 9,55 meter
(sumbu-????).