Pertanian merupakan salah satu sektor yang penting bagi negara sebesar Indonesia
dengan jumlah penduduk mencapai 267 juta jiwa (2019). Penigkatan penduduk
menyebabkan kebutuhan pangan terus meningkat. Salah satu cara memenuhi
kebutuhan pangan yaitu dengan meningkatkan produktivitas dari pertanian.
Indonesia sebagai negara agraris masih mengandalkan sistem tradisional dalam
proses bertaninya, salah satunya adalah pemupukan tanaman. Nitrogen merupakan
salah satu unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, baik pada fase generatif maupun
vegetatif. Bagi tanaman, nitrogen berperan dalam pembentukan sel tanaman,
jaringan dan organ tanaman. Nitrogen merupakan unsur pembentukan protein dan
proses fotosintesis.. Kebutuhan pemberian nitrogen yang tepat dosis sangat
diperlukan karena selain dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman juga dapat
mengurangi biaya operasional. Saat ini petani lebih banyak menggunakan
pengalaman untuk menentukan berapa jumlah pupuk nitrogen yang harus
ditambahkan. Beberapa petani melakukan uji di laboratorium tanah untuk
mengetahui berapa total nitrogen yang ada di tanah, namun untuk melakukan uji ini
petani harus mengeluarkan biaya hingga Rp 300.000/sampel uji dan waktu
pengujian sekitar 3 hingga 4 minggu.
Metode yang dapat dilakukan untuk mengatahui kandungan suatu zat adalah
spektroskopi. Metode ini memanfaatkan interaksi yang terjadi antara materi dengan
gelombang elektromagnetik. Spektroskopi inframerah dekat adalah salah satu jenis
spektroskopi yang dapat melihat ikatan molekul, termasuk nitrogen di dalam tanah.
Cara kerjanya adalah dengan menembakkan gelombang inframerah dekat dengan
panjang gelombang yang spesifik ke dalam sampel tanah dan dilihat bagaimana
intensitas pantulan yang dihasilkan. Panjang gelombang yang dipilih merupakan
panjang gelombang yang bersesuaian dengan frekuensi getaran dari ikatan tersebut,
ketika bersesuaian maka panjang gelombang yang dipancarkan akan lebih banyak
diserap dan sangat sedikit yang dipantulkan.
Pada penelitian ini digunakan sumber cahaya berupa Light Emmiting Diode (LED)
yang dapat mengemisikan cahaya dengan panjang gelombang yang sempit. LED
yang dipilih memiliki panjang gelombang 940, 1200, 1300, 1450 dan 1550 nm.
Sinar pantul yang dihasilkan oleh tanah ditangkap oleh fotodiode yang kemudian
masuk ke rangkaian transimpedance amplifier agar dapat dibaca oleh mikrokontroler. Mikrokontroler akan membaca data tegangan yang dihasilkan oleh
fotodiode pada tiap panjang gelombang kemudian akan dikirimkan ke komputer
melalui bluetooth untuk disimpan. Tanah yang digunakan pada penelitian ini
merupakan tanah lembang yang termasuk ke dalam golongan tanah lempung
dengan komposisi pasir 34,8 %, debu 49,73 % dan liat 15,45 %.
Pengujian purwarupa dibagi menjadi dua bagian, yaitu uji awal yang bertujuan
mengetahui pengaruh air di dalam tanah dan uji lanjutan yang bertujuan mengetahui
kandungan total nitrogen di dalam tanah. Pada pengujian awal, sampel tanah
masing-masing sebanyak 200 gram dikeringkan di bawah sinar matahari selama
dua hari kemudian diayak menggunakan mesh berukuran 26. Selanjutnya sampel
tanah tersebut ditambahkan air sebanyak 10, 20, 30, 40, dan 50 ml air. Pada
pengujian lanjutan, sampel tanah masing-masing sebanyak 200 gram dikeringkan
di bawah matahari selama dua hari kemudian diayak menggunakan mesh berukuran
26. Selanjutnya ditambahkan pupuk urea sebanyak dua gram hingga maksimal 30
gram yang telah dilarutkan ke dalam air sebanyak 50 ml. Data reflektansi kemudian
diambil dari masing-masing pengujian untuk dilihat responnya. Selain itu pada tiap
pengujian juga diambil data tegangan pada sensor kapasitansi tanah dan sensor
resistansi tanah untuk dilihat responnya.
Pada pengujian awal didapatkan bawah semakin banyak air yang ditambahkan
maka akan semakin rendah reflektansi yang dihasilkan. Penurunan reflektansi
terbesar yang didapatkan yaitu sebesar 64,36 % antara tanah yang kering dengan
tanah yang ditambahkan air sebanyak 50 ml. Sensor kapasitansi tanah menunjukkan
respon linear ketika air ditambahkan ke dalam tanah dengan nilai R2 sebesar 0,9768,
sementara sensor resistansi tanah juga menunjukkan perubahan yang linear namun
dengan nilai R2 yang lebih rendah yaitu 0,9112. Pada pengujian lanjutan didapatkan
bahwa grafik reflektansi yang dihasilkan memiliki pola yang berbeda dengan grafik
reflektansi yang dihasilkan pada uji awal penambahan air. Pada penambahan
nitrogen, grafik reflektansi yang dihasilkan memiliki cekungan yang lebih dalam
pada panjang gelombang 1200 hingga 1550 nm sedangkan pada panjang
gelombang 940 nm tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Jika dilakukan
regresi pada tiap pantulan panjang gelombang terhadap kandungan nitrogen di
tanah didapatkan bahwa pada panjang gelombang 1300 nm memiliki kesalahan
pengukuran yang paling kecil yaitu 12,047 %. Sensor kapasitani tanah dapat
membaca kandungan air dengan cukup baik, namun sensor resistansi tidak dapat
membaca penambahan larutan pupuk urea ke dalam tanah.
Masalah yang ditemukan pada penelitian ini adalah reflektansi yang dihasilkan oleh
tanah merupakan reflektansi difus akibat permukaan yang tidak seragam dan bauran
di dalam tanah. Selain itu kandungan awal di dalam tanah juga tidak diketahui
sehingga tidak diketahui materi lain yang berinteraksi dengan gelombang
inframerah-dekat yang dipancarkan.