Proses pickling merupakan perendaman lembaran baja pada asam kuat untuk melarutkan
karat dan pengotor lainnya sehingga didapatkan permukaan yang mengkilap. Proses
pickling baja dilakukan untuk membersihkan baja hitam dari karat yang terbentuk akibat
proses panas dan mempersiapkan baja lembaran tersebut untuk proses pembuatan baja
putih.
Limbah sisa pickling atau waste pickle liquor yang terbentuk mengandung ion Fe2+ dan
asam kuat yang akan menimbulkan masalah lingkungan bila tidak dikelola dengan baik.
Ada beberapa alternatif yang diambil untuk mengolah limbah waste pickle liquor yang
telah dikembangkan dan digunakan oleh perusahaan di industri besi dan baja, antara lain
pirometalurgi, kristalisasi, pemisahan dengan membran dan ekstraksi cair. Metode
pengolahan tersebut berfokus terhadap regenerasi asam pekat dari pengotornya sehingga
dapat digunakan kembali. Elektrolisis waste pickle liquor memiliki keistimewaan yaitu
mengolah limbah dan memanfaatkan pengotor logam besi menjadi produk koagulan yang
bermanfaat di saat bersamaan akibat terjadinya oksidasi ferro klorida oleh gas klorin
selama proses elektrolisis. Teknologi ini telah dipatenkan namun belum dimanfaatkan
luas. Penelitian ini bertujuan menentukan profil kinetika oksidasi ion Fe2+ menjadi
koagulan FeCl3 serta kondisi optimum proses elektrolisis WPL. Dasar dan konfigurasi
yang digunakan dalam percobaan ini mengadaptasi variasi terbaik dari studi pendahuluan
Adhi,dkk tahun 2017. Elektrolisis dilakukan pada kondisi ambien dengan variasi
tegangan 3-6 volt, waktu elektrolisis 120 menit dan penambahan NaCl atau HCl berlebih
hingga 50%.
Hasil penelitian menunjukkan logam pengotor dalam WPL dan excess klorin tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap konversi FeCl2. Tegangan optimum untuk
melakukan elektrolisis WPL adalah 6V dengan waktu kesetimbangan 90 menit.