Kegiatan pertambangan memiliki dampak positif dan dampak negatif yang cukup besar
bagi lingkungan hidup. Air asam tambang (AAT) merupakan air yang berasal dari daerah
kegiatan penambangan atau penggalian yang memiliki pH yang rendah (pH<4,50) dengan
tingkat keasaman yang tinggi, terbentuk sebagai akibat teroksidasinya mineral sulfida
oleh oksigen yang disertai keberadaan air. Faktor utama yang mempengaruhi masuknya
air dan oksigen kedalam timbunan adalah adanya aliran air yang masuk kedalam
timbunan batuan penutup. Perilaku aliran air dalam zona jenuh akan mengurangi jumlah
oksigen masuk kedalam timbunan batuan penutup sehingga jumlah oksigen yang masuk
kedalam timbunan sangat kecil atau hampir tidak ada oksigen yang masuk kedalam zona
jenuh.
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa uji yaitu uji distribusi ukuran sampel, uji statik,
uji XRD, uji XRF, dan uji kolom. Uji kolom dilakukan untuk mengetahui nilai moisture
content, nilai konsentrasi oksigen dengan menggunakan sensor pada kedalaman 15 cm,
30 cm, 45 cm, dan 60 cm, serta untuk mengetahui sifat fisik air lindian yang keluar dari
kolom. Uji geokimia dilakukan untuk mengetahui potensi pembentukan AAT dan potensi
penetral asam dari sampel batuan penutup. Analisis yang dilakukan mencakup distribusi
ukuran butir yang memiliki pengaruh pada saat dilakukan penyiraman serta analisis dari
model fisik dan model numerik yang menggambarkan perilaku aliran air dan oksigen
dalam kolom sampel batuan penutup. Semakin besar nilai volumetric water content maka
semakin kecil nilai koefisien oksigen dalam kolom. Nilai volumetric water content pada
titik jenuh sebesar 0,366 cm3 / cm3, dan nilai oksigen sebesar 0,3%.