Pulau Sumatra merupakan salah satu pulau yang memiliki aktivitas seismik yang tinggi karena
lokasinya yang dekat dengan zona subduksi antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia serta
keberadaan Great Sumatran Fault (GSF). Segmen Aceh berada di bagian utara dari Sesar
Sumatra memiliki seismisitas yang tinggi. Banyak terjadi gempa dalam kurun waktu 2010
hingga 2018 di sekitar daerah Aceh Tengah. Pada daerah tersebut terdapat sesar-sesar yang
aktif paralel dengan Great Sumatra Fault (GSF). Gempabumi tektonik disebabkan adanya
stress yang terjadi di dalam bumi. Salah satu informasi yang dapat menentukan stress adalah
mekanisme fokus gempabumi Tujuan penelitian kali ini adalah untuk menentukan relokasi
hiposenter dan orienstasi stress utama kemudian menganalisis relokasi hiposenter dan orientasi
stress utama yang terjadi akibat gempa lokal di Aceh Tengah. Penelitian ini menggunakan 388
event dengan kedalaman < 50 km dengan nilai magnitude > 3 Mw yang terekam oleh sembilan
stasiun seismik milik BMKG periode 2010 sampai 2018. Proses awal yang dilakukan adalah
picking waktu tiba gelombang P dan S terdahadap data waveform gempa. Setelah itu, penentuan
hiposenter awal menggunakan program Hypoellipse dengan prinsip metode Geiger. Tahap
selanjutnya dilakukan relokasi yang mengaplikasikan metode double-difference yang
menghasilkan hasil relokasi lebih baik. Dari relokasi menghasilkan tiga klaster gempabumi
yang berasosiasi dengan segmen Aceh sepanjang Tangse-Geumpang, segmen Batee, dan
segmen Pantan Terong. Ketiga klaster tersebut dilakukan penelitian mekanisme fokus dengan
menggunakan metode inversi momen tensor. Dari hasil mekanisme fokus didapatkan data
strike, dip, dan rake. Data tersebut digunakan sebagai input dalam proses inversi stress dengan
metode Iterative Joint Inversion untuk menentukan orientasi stress utama dan shape ratio.
Hasil inversi menghasilkan stress horizontal maksimum yang relatif N-W, menunjukkan
akumulasi stress yang berasal dari aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia terhadap
lempeng Eurasia.